Taliban Masih Belum Izinkan Anak Perempuan Bersekolah, Jutaan Siswi Afghanistan Cemas

6 Oktober 2021, 11:15 WIB
Jutaan anak perempuan Afghanistan cemas tidak bisa kembali bersekolah. /Aljazeera

INFOSEMARANGRAYA.COM - Jutaan siswi di Afghanistan cemas karena hingga kini Taliban masih menutup akses pendidikan bagi anak perempuan.

Hal itu pun menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pendidikan perempuan di bawah pemerintahan Taliban.

Penguasa baru negara itu mengizinkan anak laki-laki dalam kelompok usia yang sama – tujuh hingga 12 tahun – untuk menghadiri kelas bulan lalu.

Baca Juga: Menlu Qatar Kritik Pendidikan Bagi Anak Perempuan Ala Taliban, 'Sangat Mengecewakan'

Namun, Taliban mengatakan bahwa lingkungan belajar yang aman diperlukan sebelum anak perempuan yang lebih tua dapat kembali ke sekolah.

Saat itu, Wakil Menteri Informasi dan Kebudayaan Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa kelompok itu sedang mengerjakan sebuah prosedur untuk mengizinkan gadis remaja kembali ke kelas.

Dalam konferensi pers pertama Taliban setelah mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus, Mujahid telah berjanji untuk mengizinkan perempuan bekerja dan belajar.

Baca Juga: Demi Ciptakan Keamananan di Afghanistan, Taliban Harus Hadapi ISIS di Khorasan

Hal itu mereka janjikan karena mencoba menghilangkan ketakutan akan kekuasaannya antara 1996-2001 yang ditandai dengan pembatasan hak-hak perempuan.

Pengecualian yang terus-menerus terjadi terhadap anak perempuan dari sekolah hanya memperburuk ketakutan di antara orang-orang Afghanistan bahwa Taliban dapat kembali ke kekuasaan garis keras mereka pada 1990-an.

Lima tahun itu memiliki perbedaan menjadi satu-satunya waktu dalam sejarah Afghanistan modern di mana perempuan dan anak perempuan dilarang secara hukum dari pendidikan dan pekerjaan.

Baca Juga: Taliban Batasi Ruang Gerak Wanita di Afganistan dan Tuai Protes Kaum Feminis

Dalam satu setengah bulan sejak mereka berkuasa, Taliban telah mengatakan kepada pekerja pemerintah perempuan untuk tinggal di rumah.

Kemudian mengumumkan kabinet yang hanya berisi laki-laki, lalu menutup Kementerian Urusan Perempuan.

Hingga menghadapi tuduhan pelecehan dan pelecehan terhadap pengunjuk rasa perempuan di seluruh wilayah.***

 

Editor: Alfiansyah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler