INFOSEMARANGRAYA.COM - Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat telah mendesak pemulihan pemerintahan sipil di Sudan menyusul terjadinya kudeta oleh militer Sudan pekan lalu.
Kedua negara Arab, yang menikmati hubungan dekat dengan militer yang berkuasa di Sudan, sebelumnya hanya menekankan stabilitas di negara itu.
"Kami menyerukan pemulihan penuh dan segera dari pemerintah dan lembaga transisi yang dipimpin sipil," kata keempat negara dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Rabu oleh Departemen Luar Negeri AS.
Baca Juga: Diguncang Bentrokan, Korban Tewas di Ibu Kota Sudan Meningkat
“Kami mendorong pembebasan semua yang ditahan sehubungan dengan peristiwa baru-baru ini dan pencabutan keadaan darurat,” tambah mereka.
“Kekerasan tidak memiliki tempat di Sudan baru, pada titik ini kami mendorong dialog yang efektif antara semua pihak, dan kami mendesak semua untuk memastikan bahwa perdamaian dan keamanan bagi rakyat Sudan adalah prioritas utama."
AS telah memimpin kecaman atas kudeta oleh militer Sudan yang mengganggu transisi menuju demokrasi.
Baca Juga: Bentrokan Pengunjuk Rasa dan Militer Makin Besar di Ibu Kota Sudan, Korban Tewas Terus Bertambah
Sebelumnya proses transisi tersebut akan membuat kekuasaan dibagi dengan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok. Namun saat ini, Hamdook ditempatkan di bawah tahanan rumah.