Diguncang Bentrokan, Korban Tewas di Ibu Kota Sudan Meningkat

- 29 Oktober 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi kekacauan di Sudan akibat transisi demokrasi.
Ilustrasi kekacauan di Sudan akibat transisi demokrasi. /Mohamed Nureldin Abdallah/Reuters

INFOSEMARANGRAYA.COM - Pasca bentrok antara masyarakat sipil dengan militer, Sudan mendapatkan banyak kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dunia internasional.

Bentrokan itu sendiri terjadi karena massa aksi menolak adanya kudeta militer yang dilakukan oleh militer Sudan atas pemerintahan transisi.

Menurut petugas medis yang ada di lokasi, setidaknya satu pengunjuk rasa tewas pada hari Kamis, 28 Oktober 2021.

Baca Juga: Uni Afrika Terpaksa Menangguhkan Sudan Karena Kudeta Militer

Pada hari keempat konfrontasi antara tentara dan pengunjuk rasa anti-kudeta di Khartoum, Dewan Keamanan PBB meminta militer untuk memulihkan pemerintah yang dipimpin sipil yang mereka gulingkan sebelumnya.

Dewan dalam pernyataan yang disahkan dengan suara bulat menyatakan keprihatinan serius tentang perebutan kekuasaan tentara di negara Afrika Timur Laut yang dilanda kemiskinan dan mendesak semua pihak untuk terlibat dalam dialog tanpa prasyarat.

Setelah pernyataan Dewan Keamanan PBB, Presiden AS Joe Biden mengatakan negaranya mendukung para demonstran.

Baca Juga: Militer Sudan Sebut Terpaksa Rebut Kekuasaan untuk Cegah Perang Saudara

"Bersama-sama, pesan kami kepada otoritas militer Sudan luar biasa dan jelas: rakyat Sudan harus diizinkan untuk memprotes secara damai dan pemerintah transisi yang dipimpin sipil harus dipulihkan," ujarnya.

Halaman:

Editor: Alfiansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah