20 Tenaga Kesehatan di Kudus Positif Covid-19, Dinkes Butuh SDM Tambahan

29 Mei 2021, 12:22 WIB
Ilustrasi 20 tenaga kesehatan (nakes) di Kudus positif Covid-19. /Pixabay/Ri Butov

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Lonjakan pasien Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah membuat lebih dari 20 petugas kesehatan dinyatakan positif Covid-19. Diantaranya terdiri dari 6 orang dokter, 6 perawat, dan sisanya tenaga kesehatan lain.

"Nakes positif di Kudus ada empat dokter, yaitu dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter THT, dan dokter paru. Sementara perawatnya ada enam. Sisanya tenaga kesehatan lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo.

Puluhan tenaga kesehatan tersebut berasal dari beberapa rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Yulianto juga menyatakan bahwa di Kudus sendiri ada 7 rumah sakit rujukan, diantaranya RSUD Loekmono Hadi dan RS Mardi Rahayu. Namun karena BOR atau tempat tidur pasien sudah diisi diatas 90 persen, jadi harus direlaksasi. 

Baca Juga: 8 Kabupaten dan Kota di Jateng Alami Ledakan Kasus Covid-19, Ganjar Siapkan Langkah Ini

Baca Juga: Menyusul Pekalongan, Begini Skenario Solo Siapkan Pembelajaran Tatap Muka

"Pertama, dari kabupaten sekitar, rujukan lini satu dialihkan ke Semarang yaitu RSUD Wongsonegoro. Kedua, RSUD Loekmono Hadi menaikkan jumlah tempat tidur dua kali lipat, demikian juga RS Mardi Rahayu,” papar Yulianto.

Adanya lonjakan pasien yang begitu drastis, membuat sejumlah rumah sakit kekurangan tenaga kesehatan. Pihaknya butuh penambahan sumber daya manusia, dimana perawat di Kudus nantinya akan dilatih khusus perawatan di ruang isolasi dan intensif care.

Yulianto pun menegaskan bagi RS rujukan Covid-19 sangat dilarang menolak pasien. Pada prinsipnya, semua RS di Jateng harus melayani rujukan dari mana saja.

Baca Juga: Guru Madrasah Non-PNS di Kebumen Dijanjikan Insentif, Ini Jumlahnya

Baca Juga: 67 Orang Positif Covid-19, Dua RT di Klaten Masuk Zona Merah

Menurutnya, lonjakan kasus di Kudus disebabkan oleh ketaatan protokol kesehatan berkurang. Warga berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan. 

"Tidak memakai masker, juga tak menjaga jarak dan abaikan protokol kesehatan yang lain,” ucapnya. 

Ia pun berharap adanya kasus ini tentunya dilakukan penutupan tempat keramaian seperti objek wisata agar tidak menambah pasien baru. 

"Harapannya terjadi relaksasi, BOR berkurang. Dibarengi upaya preventif, seperti penutupan tempat wisata yang berpotensi menimbulkan kerumunan,” jelasnya.

Baca Juga: Dana Bansos Covid-19 Diselewengkan, Warga Candi Tengah Tuntang Protes

Baca Juga: Pemkab Pati Siapkan Strategi Agar Tidak Lockdown Seperti Kudus, Masyarakat Wajib Tahu!

Sementara itu, Menteri Kesehatan juga telah menetapkan bahwa di wilayah Jateng ada 13 RS rujukan lini satu. Diantaranya RSUD Loekmono Hadi Kudus, RUSP dr Kariadi Semarang, dan RSUP Wongso Negoro.

Gubernur Jateng juga telah menetapkan 63 RS rujukan lini dua, di antaranya RS Mardi Rahayu. Kemudian, Bupati/Wali Kota menetapkan ada 162 RS rujukan lini tiga. 

"Harapannya pasien yang dirujuk ke RS lini satu, adalah pasien dalam kondisi berat atau kritis, kalau sedang sampai berat bisa dirujuk ke lini dua. Sedangkan kategori ringan ke lini tiga. Semua lini dari satu sampai tiga, layani pasien dari mana saja. Jadi prinsipnya itu jangan khawatir BOR jadi tinggi,” tandas Yulianto.***

Editor: Eko Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler