Stanley Zhong yang Baru Berusia 18 Tahun Direkrut Jadi Insinyur Google, Simak Rahasia Parenting Orang Tuanya!

- 26 November 2023, 09:17 WIB
Ilustrasi - Stanley Zhong yang Baru Berusia 18 Tahun Direkrut Jadi Insinyur Google, Simak Rahasia Parenting Orang Tuanya!
Ilustrasi - Stanley Zhong yang Baru Berusia 18 Tahun Direkrut Jadi Insinyur Google, Simak Rahasia Parenting Orang Tuanya! /Kai Wenzel/unsplash/

INFOSEMARANGRAYA.COM - Seorang remaja yang baru berusia 18 tahun, Stanley Zhong, direkrut menjadi salah satu insinyur perangkat lunak (engineer software) di Perusahaan Google.

Stanley Zhong merupakan remaja yang lulus dari Gunn High School di Palo Alto, California pada awal tahun ini dengan nilai IPK tidak tertimbang 3,97 dan 4,42 tertimbang.

Tak hanya itu, dengan kecerdasannya Stanley Zhong berhasil mendapatkan skor SAT atau Scholastic Assessment Test 1590 dari skor maksimal 1600.

Baca Juga: Danau Toba Sumatera Utara Tampil Sebagai Google Doodle 31 Agustus 2023, Kok Bisa, Simak

Meskipun mendapatkan skor SAT yang tinggi, Stanley Zhong ditolak atau masuk daftar tunggu oleh 16 dari 18 perguruan tinggi yang coba ia daftar

Setelah mengetahui hal tersebut, ia awalnya berencana untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Texas, bahkan sempat mengikuti orientasinya.

Namun, Stanley Zhong mendapatkan tawaran pekerjaan penuh waktu dari perusahaan raksasa Google sebagai software engineer L4, satu tingkat di atas entry level.

Ia pun memutuskan untuk menunda kuliahnya dan mulai bekerja di Google. Stanley berencana menghabiskan satu tahun di perusahaan teknologi ini.

Ayah Stanley Zhong, Nan Zhong, mengaku tidak terkejut dengan pencapaian anaknya yang gemilang itu. Hal itu lantaran sang ayah melihat Stanley Zhong bisa menulis coding sejak masih berusia 10 tahun.

Nan Zhong sendiri juga bekerja di Google sebagai Manajer Software Engineer. Sejak kecil, sang ayah telah memperkenalkan coding kepada Stanley Zhong.

Baca Juga: Tiru iPhone 14 Pro! Ini Aplikasi Android di Google Play yang Tampilkan Fitur Dynamic Island

Meskipun bekerja di Google, Nan Zhong mengaku tidak mengetahui keputusan Google setelah anaknya mendaftar karena proses wawancara yang sangat ketat.

Lagipula ini bukan tawaran pertama dari Google untuk Stanley Zhong, pada tahun 2018 ia juga pernah mendapatkan tawaran.

Namun, saat itu ia masih terlalu muda yaitu baru berusia 13 tahun. Menurut ayahnya, Google tertarik dengan startup RabbitSign yang dibangun oleh Stanley lima tahun lalu

RabbitSign merupakan startup yang menawarkan penandatanganan elektronik gratis tanpa batas.

Dengan segudang prestasi ini pasti membuat penasaran seperti apa gaya parenting yang diterapkan oleh Nan Zhong untuk anaknya.

Maksud dari metode parenting ini adalah Nan tidak mengatur masa depan anaknya, namun memberikan semua sumber daya yang dibutuhkan.

Nan mengatakan bahwa ia tidak pernah memaksa Stanley Zhong belajar coding atau mendorongnya berprestasi di sekolah.

Menjadi orang tua yang lepas tangan tidak berarti mengabaikan anak atau tidak menetapkan tanggung jawab atau aturan. Metode parenting ini berarti mengizinkan putranya mengeksplorasi minatnya dengan bebas.

Sebagai contoh, Nan menceritakan bahwa Stanley sudah mulai bermain catur sejak berusia 4 tahun. Pada usia enam tahun, Stanley telah memenangkan Kejuaraan Negara Bagian Washington.

Baca Juga: Resah Karena Google dan LinkedIn Belum Daftar PSE Kominfo, Warganet: Para Pengangguran Cari Kerja Lewat Mana?

Lalu Nan menyewa pelatih untuk membantu Stanley meraih gelar nasional pada tahun berikutnya. Namun Stanley justru malah tidak mau bermain catur lagi.

Nan memahami keinginan Stanley Zhong berhenti dari olahraga yang sempat ia kuasai itu. Kami menghormatinya. Dia memutuskan untuk melakukan hal lain,” ujar Nan.

Strategi Nan ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Breheny Wallace, pakar toxic parenting.

Wallace mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki kemungkinan besar untuk sukses saat dewasa adalah anak yang dibesarkan menjadi seorang “pejuang yang sehat.”

Anak yang bermental pejuang sehat memiliki motivasi untuk sukses sedari dalam dirinya. Ia tidak berpikir bahwa pencapaian menentukan nilai mereka sebagai manusia.

Orang tua dapat melatih sikap ini dengan membantu anak merasa dihargai berdasarkan siapa dirinya, bukan karena nilai atau penghargaan yang mereka dapatkan.

Dengan kata lain, anak perlu memahami bahwa mereka penting dan berharga. "Tindakan yang menunjukkan bahwa mereka penting, akan menjadi perisai pelindung dari stres, kecemasan, dan depresi," jelas Wallace.

Para pejuang sehat bukan berarti tidak pernah mengalami kegagalan. Namun, masalah yang mereka hadapi layaknya pelampung yang mengangkat mereka dan membuatnya jadi lebih tangguh.

Selain itu, Nan membantu Stanley untuk melewati masa krisisnya saat ditolak oleh belasan universitas. Nan bahkan melakukan advokasi transparansi dari universita mengenai keputusan mahasiswa baru.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Vi Azhar Ihsan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah