Terapkan Program 'Jokawin Bocah', Ganjar: Pernikahan Dini di Jateng Tinggi dan Muncul Banyak Problem!

- 15 April 2021, 12:59 WIB
Ganjar Pranowo bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam acara musyawarah RPJMD dan RKPD di Semarang pada Rabu, 14 April 2021.
Ganjar Pranowo bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam acara musyawarah RPJMD dan RKPD di Semarang pada Rabu, 14 April 2021. //Humas Pemprov Jateng/

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menerapkan program terbaru yakni “Jokawin Bocah” dalam rangka menekan angka pernikahan dini di Jateng. Program ini digalakkan sebagai upaya pemerintah dalam mengurangi angka kematian ibu dan anak serta pencegahan kasus stunting yang kian marak terjadi.

Program ini penting diterapkan di wilayah Jateng. Pasalnya meningkatnya kasus pernikahan dini akan memunculkan berbagai problem baru yang mempengaruhi kesejahteraan mereka.

“AKI (angka kematian ibu) dan Akaba (Angka Kematian Bayi) perlu jadi perhatian. Maka, “Jokawin Bocah” menjadi gerakan penting karena hari ini kok banyak anak-anak mulai menikah muda. Jadi pernikahan remaja, (atau) pernikahan dini ini, banyak problem psikologis, fisik, dan sebagainya. Belum persoalan kesehatan dan faktor ekonomi,” kata Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Ingin Tukar Uang Pecahan 75.000 Untuk THR Lebaran? Cuma Modal KTP Bisa Tukar Hingga 100 Lembar

Baca Juga: KPK Apresiasi Kinerja Ganjar Soal Pencegahan Korupsi Politik di Jawa Tengah.

Hal ini tersebut disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memberikan pengarahan dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan Provinsi Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2022 di Gradhika Bhakti Praja, Semarang pada Rabu 14 April 2021 kemarin.

Terkait upaya pencegahan kasus pernikahan dini, Ganjar Pranowo mengaku telah bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Jateng untuk memberi penyuluhan bagi generasi muda. Mengingat resiko melahirkan di usia dini cukup tinggi dan remaja putri akan rentan terkena anemia.

 “Kalau SDM kita dibangun, sebelum menikah (sudah) disiapkan, dan saat hamil diperiksa terus menerus, maka potensi AKI dan Akabanya bisa kita turunkan. Termasuk stunting. (Kasus ini) Jateng masih tinggi. Ini masih jadi perhatian kita,” ungkapnya.

Baca Juga: Polemik Panas Saat Sidang PN Jakarta Timur, Habib Rizieq: Saya Seorang Pasien Kenapa Dilaporkan?

Halaman:

Editor: Eko Nugroho

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x