Netizen Turkiye Ikut Terjun dalam Perjuangan, Gerakan ‘Julid Fisabilillah’ Makin Dominan dan Masif

- 2 Januari 2024, 06:00 WIB
Sosok Erlangga Greschinov yang serukan julid fisabilillah terhadap tentara IDF Israel.
Sosok Erlangga Greschinov yang serukan julid fisabilillah terhadap tentara IDF Israel. /Twitter @Greschinov

INFO SEMARANG RAYA - Julid Fisabilillah Gerakan ini pertama kali digaungkan oleh Erlangga Greschinov.

Julid Fisabilillah ini sendiri merupakan plesetan dari kata “jihad” yang dilakukan oleh masyarakat yang berperang melalui media sosial.

Pada awalnya, Julid Fisabilillah terdiri dari netizen Indonesia, Malaysia dan Palestina.
Hingga kemudian baru-baru ini, Turki menuliskan permintaan bergabung melalui kolom reply akun X dari akun Erlangga Greschinov (@Greschinov).

Permintaan ini kemudian direspon oleh salah satu akademisi Turki dengan username @digermesele, di aplikasi X.

Baca Juga: Dapat Julukan 'Pengungsi dengan Pendidikan Terbaik', Ini Rahasia di Balik Keteguhan Iman Anak-anak Palestina

Melalui @digermesele, Turki mendapat undangan resmi yang dikirimkan langsung oleh komandan perang JFS @Greschinov, untuk menerima netizen Turki sebagai bagian dari JFS.
Teman-teman kami di Indonesia mengundang kami untuk mendukung upaya media sosial mereka.”

“Mereka terus melanjutkan proyek untuk mengintimidasi akun tertentu dengan mengirim spam dan mengirimkan ribuan komentar sejak kemarin.”

Jadi kemarin menerjemahkan poster mereka ke dalam bahasa Turki dan menjanjikan dukungan Kami.” Tulis @digermesele di akun X miliknya.

Baca Juga: Rekomendasi Wangi Parfum yang Paling Banyak Disukai Orang. Ada Favorit Anda ?

Adapun isi dan ketentuan dari surat undangan tersebut adalah:

Dan mereka membuat siasat, dan Allah sebaik-baik pembuat siasat"

PENGUMUMAN SERANGAN DIGITAL

Koordinasi gerakan ini juga diketahui dilakukan di aplikasi telegram.

Hal ini tentu tidak luput dari mata dunia. Melalui akunnya, Erlangga Greschinov kabarkan bahwa gerakan ini sudah diberitakan.

Gerakan ini secara signifikan memberi efek pada psikologis tentara Zionis yang diserang.

Setiap alat ada zamannya, setiap zaman ada alatnya.

Jika dulu para jihadis muslim melawan dengan syair satir, saat ini kita punya media sosial untuk menumpahkan segala julid yang tidak kalah membuat getir.

Do not stop talking about Palestine!***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Vi Azhar Ihsan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah