"Ya, kamu kayak endak tahu bapakmu aja, Ruta. Ini kan bukan hanya sekadar jam untuk bapakmu. Ibumu yang kasih jam tua ini untuk bapakmu, Rut."
Aku mengangguk paham dan memperhatikan Pak Sam yang mulai memperbaiki jam tua milik Bapak.
Aku tahu jam tua itu benar-benar berharga untuk Bapak. Bukan hanya sekadar sebagai pengingat waktu, tetapi pengingat segala kenangan tentang Ibu.
"Pak Sam, kan bapak udah lama jadi ahli perbaiki jam begini. Saya mau tanya dong, Pak. Ini ada hubungannya sama jam juga." Aku tiba-tiba mengatakan itu padanya dan membuat Pak Sam menoleh.
"Menurut Pak Sam manusia itu bisa memutar waktu untuk memperbaiki masa lalu enggak, Pak? Dan masa lalu itu penting enggak, sih, Pak
Pak Sam tersenyum dan dia berkata.
"Ya, sebenarnya sederhana Rut. Saya cuma ingin lebih menghargai waktu saya dan menggunakannya dengan baik. Dulu waktu saya muda, saya sering menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang endak perlu. Waktu itu adalah kesempatan dan pemberian dari Tuhan yang berharga, Rut."
Dan kita enggak akan pernah bisa mengulang atau memutar kembali waktu yang sudah kita lalui." Pak Sam tersenyum padaku.***