Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba, BMKG Bilang Begini

23 September 2021, 12:46 WIB
ilustrasi: cuaca ekstrem. BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika) meminta masyarakat waspada cuaca ekstrem di masa peralihan (pancaroba) /pixabay/ID 12019/

 

INFOSEMARANGRAYA - BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika) meminta masyarakat waspada cuaca ekstrem di masa peralihan (pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan. Potensi cuaca ekstrem ini bisa dalam bentuk hujan disertai petir hingga hujan es.

“Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang serta hujan es,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya, Rabu (22/9).

Dwikorita mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan dan hujan menjelang sore hari atau malam. 

Baca Juga: Vonis Bebas Terdakwa Pemerkosa Anak di Aceh Dibatalkan Mahkamah Agung

Baca Juga: Beredar Foto Aksi Asusila Diduga di Tebing Koja, Ini Kata Polisi

Dwikorita menyebut awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi tersebut disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer yang teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

 Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Anak-anak Di Bawah 12 tahun Uji Coba Boleh Masuk Mall

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang 2 Minggu, Tidak Ada Daerah yang Masuk Level 4

Fenomena gelombang atmosfer tersebut adalah ; MJO (Madden Jullian Oscillation) dan gelombang Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitar wilayah tengah dan timur Indonesia, Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan.

“Kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan konektivitas yang cukup tinggi serta didukung dengan adanya kondisi dinamika atmosfer skala regional yang cukup aktif berkontribusi pada pembentukan awan hujan, menjadi faktor pemicu potensi cuaca ekstrem tersebut,” paparnya.

Lebih lanjut, Guswanto memaparkan bahwa MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Baca Juga: Instagram Nadiem Makarim Banjir Komentar Protes dari Guru Honorer Terkait PPPK!

Baca Juga: Sandiaga Uno Ingin Sektor Ekonomi Kreatif di Banyuwangi Jadi Andalan Menyusul Pariwisata

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.

Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.

Sepekan ke depan, kata Guswanto hampir sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang. Daerah-daerah tersebut yaitu, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.

Baca Juga: Terjaring Razia, Dua Tempat Karaoke di Kabupaten Bekasi Disegel Polda Metro Jaya

Baca Juga: Deteksi Kapal AS dan China di Laut Natuna Utara, Begini Reaksi TNI AL

Wilayah lainnya, yaitu Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Senada, Guswanto mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mewaspadai cuaca ekstrem selama musim pancaroba. Hal tersebut guna menghindari risiko korban jiwa akibat cuaca ekstrem. BMKG sendiri, kata dia, terus memperbaharui informasi mengenai cuaca yang bisa diakses seluruh masyarakat melalui aplikasi Info BMKG.

“Saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi dulu untuk menghindari risiko pohon atau baliho tumbang. Bagi para nelayan juga waspada gelombang tinggi. Jangan memaksakan melaut jika cuaca sedang buruk. Update terus informasi melalui Info BMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya.***

Editor: Aisya Nur Aziza

Tags

Terkini

Terpopuler