Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, kelompok bersenjata itu berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan perempuan. Namun tindakannya sejak itu telah mengkhawatirkan masyarakat internasional.
Ini telah mengirimkan sinyal beragam tentang perempuan yang kembali bekerja di kantor-kantor pemerintah dan telah memaksa universitas untuk memberlakukan kebijakan pemisahan gender untuk dibuka kembali.***