Pejabat Hamas Memprediksi Gencatan Senjata Segera Terjadi Tetapi Pertarungan Israel-Gaza Terus Berlanjut

20 Mei 2021, 12:30 WIB
Potret bangunan di Palestina yang hancur /Instagram/@reuters

INFOSEMARANGRAYA.COM - Seorang pejabat senior Hamas meramalkan gencatan senjata dalam beberapa hari bahkan ketika gerilyawan Israel dan Gaza melanjutkan serangan lintas perbatasan mereka ke hari ke-11 pada hari Kamis dengan pesawat tempur Israel melakukan serangan udara baru dan Palestina menembakkan lebih banyak roket.

Presiden AS Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan "de-eskalasi" pada hari Rabu di jalan menuju gencatan senjata.

Seorang sumber keamanan Mesir mengatakan kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata setelah bantuan dari mediator tetapi rincian itu masih dirundingkan secara rahasia.

Baca Juga: Mantan Jubir Gus Dur, Wimar Witoelar Meninggal Dunia

"Saya pikir upaya yang sedang berlangsung terkait gencatan senjata akan berhasil," kata pejabat politik Hamas, Moussa Abu Marzouk, kepada TV al-Mayadeen Lebanon.

"Saya berharap gencatan senjata dicapai dalam satu atau dua hari, dan gencatan senjata akan berdasarkan kesepakatan bersama." 

Televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar melaporkan bahwa utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Qatar.

Baca Juga: 112 Perusahaan Jateng Ketahuan Nyicil THR, Ada PT Cimory Hingga PT Liebra Permana Semarang

Tapi pertempuran berlanjut dengan Israel dan militan Islam menyuarakan pembangkangan.

Israel melakukan lebih dari selusin serangan udara di Gaza setelah tengah malam, termasuk dua yang menghancurkan dua rumah di selatan daerah kantong itu.

Petugas medis mengatakan empat orang terluka dalam serangan udara di kota Khan Younis di Gaza selatan.

Baca Juga: Balon Udara Berisi Petasan Meledak Hancurkan Rumah di Klaten, 5 Pelaku Dijerat Pasal Berlapis

Militer Israel mengatakan pesawatnya Kamis pagi menghantam apa yang dikatakannya sebagai "unit penyimpanan senjata" yang terletak di rumah seorang pejabat Hamas di Kota Gaza, dan "infrastruktur militer yang terletak di tempat tinggal" komandan Hamas lainnya, termasuk di Khan Younis.

Sirene roket berbunyi Kamis pagi di kota Beersheba di Israel selatan dan di daerah-daerah yang berbatasan dengan Gaza. Tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan.

Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan Palestina mengatakan 228 orang telah tewas dalam pemboman udara yang memperburuk situasi kemanusiaan Gaza yang sudah mengerikan.

Baca Juga: Beredar Video Porno Ibu Kadus di Kendal, Polisi Selidiki Motifnya

Otoritas Israel menyebutkan korban tewas hingga saat ini pada 12 di Israel, di mana serangan roket berulang kali telah menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.

Netanyahu telah berulang kali memuji apa yang dia gambarkan sebagai dukungan dari Amerika Serikat, sekutu utama Israel, untuk hak membela diri dalam memerangi serangan dari Gaza, rumah bagi 2 juta warga Palestina. 

Tetapi Biden memberi tahu pemimpin Israel melalui panggilan telepon bahwa sudah waktunya untuk menurunkan intensitas konflik. 

Baca Juga: Dua Pria di Aceh Setubuhi Siswi SMP Lalu Dibunuh dan Dikubur, Akui Dipengaruhi Film Dewasa

"Presiden menyampaikan kepada perdana menteri bahwa ia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini di jalan menuju gencatan senjata," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan, Rabu. 

Washington dan beberapa ibu kota Timur Tengah telah mengupayakan diakhirinya kekerasan melalui diplomasi.

Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang beranggotakan 193 orang akan bertemu pada konflik Kamis dengan partisipasi beberapa menteri luar negeri tetapi diperkirakan tidak akan mengambil tindakan. 

Baca Juga: Manchester United Dipaksa Berbagi Poin Dengan Klub Yang Terdegradasi

Misi AS mengatakan tidak akan mendukung desakan Prancis untuk resolusi di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang itu, dengan mengatakan pihaknya yakin tindakan semacam itu akan "merusak upaya untuk menurunkan" kekerasan. 

Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas apa yang disebut pelanggaran hak Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan. 

Serangan roket itu menyusul bentrokan polisi Israel dengan jamaah di Masjid al-Aqsa di Yerusalem dan kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel. 

Baca Juga: Joao Cancelo Jadi Penyebab Kekalahan Manchester City

Permusuhan adalah yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun, dan, berbeda dari konflik Gaza sebelumnya, telah membantu memicu kekerasan jalanan di kota-kota Israel antara orang Yahudi dan Arab. 

Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki. Empat roket diluncurkan ke Israel dari Lebanon pada Rabu, insiden ketiga sejak konflik Gaza dimulai, kata militer.

Tidak ada klaim tanggung jawab. Di Tepi Barat, pasukan Israel menembak mati seorang wanita Palestina yang menurut militer telah menembakkan senapan ke pasukan dan warga sipil.

Baca Juga: PSIS Semarang Resmi Lepas Pemain Tengah Mahir Radja, Ini Alasannya

Setidaknya 21 warga Palestina telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel atau insiden lain di Tepi Barat sejak 10 Mei, kata pejabat Palestina.***

 

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler