Adapun menentukan fardliyah (fardli), bulan (syahri), tahun ini (hadzihis-sanati) dan menyandarkan niat kepada Allah (Lillaahi Ta’ala) itu tidak menjadi syarat sahnya niat. Tetapi sebagai penyempurnaan niat.
Jadi, niat puasa Ramadhan minimal adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ رَمَضَانَ
“Aku niat berpuasa besok dari Ramadhan”.
Niat puasa yang sempurna ialah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ للهِ تَعَالَى
“NAWAYTU SHOUMA GHODIN ‘AN ADAA-I FARDHI SYAHRI ROMADHOONI HAADZIHIS-SANATI LILLAAHI TA’ALA.
“Aku niat berpuasa sehari besok untuk menunaikan fardlu puasa bulan Ramadhan tahun ini, semata-mata karena Allah Ta’ala”.
Ada beberapa yang perlu diperhartikan dan tidak sedikit banyak Umat Islam lupa dengan Puasa Ramadhan yang benar, diantantaranya:
a. Masih banyak umat Islam yang belum/kurang memahami tentang ketentuan niat puasa di atas (a.- c.) tidak bisa dibaca tanwin akhirnya) dan ketika dibaca jar harus diberi tanda.