Waspada! Covid-19 Varian India Merajalela di Kudus, Ganjar Berikan Peringatan Ini!

- 14 Juni 2021, 12:39 WIB
 Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Wilfried Pohnke/

INFOSEMARANGRAYA.CIM,- Selama tiga Minggu terakhir kasus Covid-19 wilayah Jateng meningkat drastis. Hal ini dipicu masuknya virus Covid-19 Varian India B.1617.2 atau Delta yang menyebar luas di Kabupaten Kudus.

Tercatat dari hasil uji sampel ke 34 pasien positif Covid-19, ada 28 orang diantaranya yang terjangkit Covid-19 Varian India yang ganas itu. 

Menyikapi hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan menggelar tes whole genome sequence di wilayah lain demi memastikan ada atau tidak penularan Varian India itu.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Korban Meninggal Akibat Covid-19 di India Capai 6 Ribu Jiwa

Ganjar juga mencurigai penyebaran Covid-19 Varian India awal menyebar di wilayah Kudus. Untuk itu, Ganjar akan memberlakukan gerakan 5 hari dirumah saja demi menekan laju pertumbuhan Covid-19 disana. 

"Penularannya cepat sekali, karena itu masyarakat harus sadar betul.Saya mengusulkan, kalau perlu lima hari di rumah saja,” tegas Ganjar yang didampingi Bupati Kudus Hartopo Minggu 13 Juni 2021.

"Pemerintah butuh dukungan masyarakat. Kalau masyarakat tidak mendukung, nanti kucing-kucingan terus. Ingat, varian baru sudah masuk ke Kudus,”tambahnya.

Baca Juga: BEGINI CARA DAPAT Rp10 Juta dari Kartu Prakerja 2021 Gelombang 18, Syaratnya Cuma Punya KTP

Adanya gerakan 5 hari dirumah saja diharapan para orangtua atau lansia dan anak-anak tidak bepergian. Perkantoran juga mesti memperbanyak persentase karyawan yang bekerja dari rumah atau work from home.

Ganjar mencontohkan kegiatan dirumah saja yang digencarkan di Kabupaten Grobogan. Ia pun berharap pelaksanaannya supaya benar-benar maksimal dan masyarakat hanya akan keluar jika keperluannya penting.

Sementara itu, saat meninjau posko Covid-19 di Kabupaten Kudus, Ganjar menemukan banyak tempat isolasi terpusat yang belum optimal.

Dari data yang dilansir, ada 599 tempat tidur di delapan kecamatan Kudus yang belum maksimal. Diantaranya Rusunawa Bakalan, Krapyak, dari 180 tempat tidur baru terisi 20.

Baca Juga: Tawuran Geng Motor di Kota Semarang, 20 Remaja Ditangkap 6 Luka-luka

"Yang isolasi di rumah di 1.797 orang. Optimalkan semua tempat, masukkan kesitu, tidak perlu keluar kota,”ucapnya. 

Ganjar juga mengaku siap memantu Bupati Hartopo dalam menyediakan segala keperluan dan kekurangan SDM ataupun fasilitas.

"Inilah yang sungguh-sungguh harus dilakukan dengan cepat. Butuh eksekusi, saya minta Bupati jangan ragu. Kalau kesulitan, kontak saya.Kita ajak TNI-Polri, kita mesti keroyok bareng-bareng.”

Baca Juga: CEK SEGERA! Siswa SD, SMP, SMA Dapat Dana Bansos Rp2 Juta Cair Juni 2021

Selain itu, Bupati Kudus menyatakan kalau pihaknya telah menyediakan ratusan tempat tidur untuk isolasi terpusat hingga ke desa.

Kendati begitu, Pemkab Kudus mengaku belum sempat menerapkan kebijakan WFH bagi karyawan meski klastes perkantoran juga mulai muncul.WFH hanya diberlakukan untuk ASN yang dinyatakan positif Covid-19. 

Menurut Hartopo, kebijakan WFH akan berdampak pada pelayanan di kantor-kantor.

Baca Juga: Mahasiswa USM Kolaborasi Dengan UMKM Jadikan KKN Sebagai Ajang Pelatihan Keterampilan Kepada Ibu-Ibu PKK

"Sudah banyak pegawai yang terpapar Covid-19, jika WFH siapa nanti yang kerja di kantor. Justru dengan tetap masuk kantor, protokol kesehatan bisa lebih dipantau,” katanya.

Terkait maraknya Covid-19 varian India, Bupati meminta warga Kudus harus patuhi protokol kesehatan. Pasalnya varian India ini menyebar sangat cepat.

"Bisa dilihat angka kematian pasien yang tanpa komorbid (penyakit penyerta) juga banyak. Termasuk di usia produktif. Pasien yang meninggal di usia 30 tahun hingga 35 tahun tanpa komorbid juga ada,” katanya.

Baca Juga: Waduh, Satu Pengunjung di Kawasan Kuliner Simpang Lima Semarang Positif Covid-19

Untuk mencegah penularan yang lebih masif, Pemkab Kudus telah menyiapkan tempat isolasi terpusat hingga tingkat desa. Pemkab tidak akan mengirim lagi pasien isolasi ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali.

Total terdapat 955 tempat tidur di pusat isolasi mandiri terpusat yang disiapkan di Kudus. Tempat tidur itu tersebar di Rusunawa (180), Balai Diklat Sonyawarih Menawan(68) ,Graha Muria(60),danAsrama Akbid 48. Sisanya 599 tidur tersebar di desa-desa di sembilan kecamatan.

Hartopo mengatakan, pihaknya akan lebih selektif mengirim warga ke tempat isolasi terpusat.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Doom at Your Service Episode 12 yang Tayang di VIU

"Prinsipnya tidak boleh ada yang campur, warga yang positif dan negatif di satu rumah yang tidak bisa menyiapkan kamar terpisah. Jika ada keluarga yang kesulitan menyiapkan kamar terpisah, nanti akan dikirim ke isolasi terpusat tersebut,” katanya.

Hanya, kondisi sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan masih terbatas.Karena itu, ia meminta bantuan gubernur.

"Kami sudah buat daftar usulan ke gubernur, semoga segera ada tambahan bantuan,” ujarnya.

Baca Juga: Kode Redeem ML 'Mobile Legends' Senin 14 Juni 2021: Update Terbaru, Banyak Skin Gratis Buruan Klaim!

Gubernur Ganjar Pranowo mendukung rencana isolasi terpusat di Kudus.

"Jadi nanti tidak perlu lagi kirim-kirim pasien ke Donohudan. Kemarin sudah banyak yang mengeluh. Sudah, mulai sekarang di Kudus saja,” katanya.***

 

Editor: Eko Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x