Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Budhi Sarwono yang saat ini menjabat sebagai Bupati Banjanegara akan mengakhiri masa jabatannya pada 2022.
Kendati demikian, Sarwono mengatakan bahwa dirinya belum menunjukan keinginan untuk maju kembali dalam brusa Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Tidak ingin terburu-buru, Sarwono beralasan bahwa dirinya ingin fokus dengan jabatannya saat ini sebagai Bupati Banjarnegara.
Baca Juga: AS Kembali Serang Turki, Erdogan: AS Berpihak Pada Teroris?
Baca Juga: Miris! Ternyata Penyeludupan Motor dan Mobil Bodong Ke Timor Leste Libatkan Oknum Polisi
"Kami fokusnya Banjarnegara dulu," tutur Sarwono.
Sembari bercanda, dalam sesi wawancara Sarwono mengatakan bahwa dirinya jiak dirinya mengembalikan amanat pada masyarakat.
Ia juga nyeletuk jika masyarakat mengingikan, ya dirinya bisa jadi Gubernur atau bahkan Presiden.
Terserah saja sama masyarakat, mau diturunkan jadi kades mau, mau di Banjarnegara mau, suruh jadi gubernur alhamdulillah, suruh jadi presiden subhanallah," terang Sarwono.
Baca Juga: Seorang Perempuan Bos Arisan Online Ditangkap Polda Jambi, Jumlah Uangnya Mencapai Miliaran!
Sarwono juga menegaskan bahwa dalam hal jabatan cita-citanya hanya satu, yaitu mengabdi untuk rakyat dengan baik.
"Saya enggak pernah punya cita-cita, semua saya kembalikan kepada Sang Pencipta saja. Kalau saya baik, saya yakin ke depan pasti dipakai oleh masyarakat. Kalau saya jelek, masyarakat enggak akan memakai saya," jelasnya.
Ia pun enggan menjawab saat ditanya perihal ada tidaknya pihak yang ingin mengusungnya kembali dalam brusa Pilkada Serentak 2024 nanti.
Baca Juga: Tiongkok Tingkatkan Angka Kelahiran, Warga Trauma dan Kecam Pemerintah
Baca Juga: Ganda Putri PB Djarum: Serena Kani/Ni Ketut Mahadewi Istarani Raih Juara di Austrian Open 2021
"Enggak usah tanya itulah, kayak wong (orang) politik temen (benar)," pungkas Sarwono.
"Karena yang jelas apa? Sebagai pemimpin, kami ini kan pelayan rakyat," lanjutnya.
Sarwono juga memberikan pengingat bagi aparatur sipil negara, bupati, dan TNI/Polri bahwa semuannya adalah pelayan rakyat.
Hal itu ia tegaskan karena jika rakyat sudah tidak puas, peristiwa 1998 bisa saja terulang kembali.
Hati-hati, kedaulatan di tangan rakyat. Kalau sudah dibalik, kekuasaannya diminta, mau apa? Saya bupati, gubernur, presiden, kalau rakyat sudah berdaulat, ya seperti tahun 1998," pesannya.***
