Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Mantan Bupati Kabupaten Batang, Yoyok Riyo Sudibyo ceritakan pengalamannya sebagai pejabat publik dalam menolak tawaran untuk korupsi dan suap pada Selasa, 2 Maret 2021.
Pada suatu kesempatan dalam acara live stream Youtube Total Politik bertajuk “Korupsi Kepala Daerah, Siapa Tunggu Giliran” itu Yoyok mengaku pernah dikirimi sejumlah uang ke rumahnya.
"Ngeri banget (godaanya)," tutur mantan Bupati Batang periode 2012-2017 itu.
Baca Juga: Polrestabes Semarang Beri Pelatihan SIM Gratis Bagi Kaum Disabilitas, Ternyata Karena Ini
Bagi Yoyok, seorang yang sudah menduduki posisi di pemerintahan harus lebih berhati-hati dalam melangkah.
"Jadi antara benar dengan salah, bedanya seberapa? Hukum dan politik kuat mana sih?" lanjutnya.
Cermatnya, Yoyok mengantisipasi adanya kemungkinan praktik korupsi tersebut dengan bekerja sama dengan UNNES dalam setiap proyek di Batang.
Baca Juga: Alasan Menkominfo Sebut Bahaya Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Diunggah di Media Sosial
Lebih lanjut lagi dalam proses lelang proyek ia mengundang wartawan, kepala dinas, kejaksaan, polisi, dan LSM sehingga lebih transparan.
Yoyok juga mengkritisi sistem yang mengatur pemerintahan dalam negeri saat ini. Ia berpendapat bahwa akan lebih baik jika ada sekolah khusus bagi para calon kepala daerah.
"Minimal sekolah dulu, buat sekolahnya untuk calon kepala daerah, ijazahnya ada batas limitnya, satu tahun atau dua tahun. Wong (orang, red) calon-calon pemimpin yang luar biasa kok,” jelasnya.
Baca Juga: Hati-hati Penipuan Vaksinasi Covid-19 Minta Bayaran, Ini Modusnya
Kendari demikian, Yoyok juga berpesan agar kedepannya proses pencalonan dapat lebih baik dalam pelaksanannya.***
