Ini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini memiliki akses yang baik terhadap teknologi telepon genggam dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Papua mencatatkan persentase pengguna telepon genggam yang paling rendah pada tahun 2022, yakni 35,33%. Di atasnya, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat memiliki persentase masing-masing sebesar 52,73% dan 61,07%.
Hal ini mencerminkan tantangan dalam memperluas akses teknologi di wilayah-wilayah yang mungkin memiliki tantangan geografis dan infrastruktur yang berbeda.
Penggunaan telepon genggam tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga pintu gerbang untuk akses informasi, pendidikan, dan layanan lainnya. Dengan peningkatan ini, Indonesia terus mengalami transformasi digital yang akan membantu meningkatkan akses dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.***