Network
INFO SEMARANG RAYA - Google Chrome, mesin peramban yang digunakan oleh hampir 3 miliar pengguna internet di seluruh dunia, memiliki predikat yang kurang menguntungkan.
Menurut laporan Atlas VPN, Chrome menjadi salah satu yang paling rentan terhadap serangan peretas dengan menerima tidak kurang dari 303 laporan kerentanan (vulnerability) selama periode Januari hingga Oktober 2022.
Vulnerability, menurut National Cyber Security Centre (NCSC), adalah celah atau kelemahan dalam sistem teknologi informasi yang dapat dieksploitasi oleh peretas.
Namun, meskipun memiliki kerentanan, dominasi Google Chrome sebagai mesin peramban di Indonesia masih belum tergoyahkan.
Menurut data StatCounter, pada Desember 2022, Chrome masih menguasai 82,31% pangsa pasar mesin peramban di Indonesia. Ini menunjukkan betapa kuatnya posisinya di hati pengguna internet Indonesia.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pangsa pasar Chrome mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada akhir 2021, Chrome memiliki pangsa pasar sebesar 83,52%, sehingga terjadi sedikit penurunan selama satu tahun terakhir.
Posisi kedua dipegang oleh Safari dengan pangsa pasar sebesar 6,83%. Sementara itu, Mozilla Firefox mengikuti dengan 3,4% pangsa pasar secara nasional, menjadikannya salah satu alternatif yang cukup populer di Indonesia.
