Adakan Dugderan di Kala Pandemi, Hendi: Kami Tetap Pertahankan Tradisi dan Budaya Asli

12 April 2021, 19:25 WIB
Wali Kota Hendrar Prihadi menabuh bedug saat perayaan tradisi Dugderan menjelang bulan Ramadhan. /Dok. Humas Pemkot Semarang

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Menjelang Ramadhan, Kota Semarang biasanya mengadakan sebuah tradisi lama untuk menyambut datangnya bulan puasa.

Namun, sudah dua kali ini Kota Semarang hanya mengadakan acara secara sa sebagai akibat dari pandemi Covid-19

Arak-arakan yang menjadi pemerintah acara dugderan itupun harus tergantikan dengan prosesi pembukaan kecil di Balai kota dan kegiatan utama di Masjid Agung Kauman Semarang.

Pada Minggu 11 April 2021, dugderan dimulai dengan prosesi seperti biasa. Tarian tradisional Warak Ngendhog dan ogoh-ogoh digelar sederhana, tanpa adanya penonton yang memeriahkan. 

Baca Juga: Masjid Istiqlal Tak Buka Sahur dan Buka Puasa, Ini Alasannya

Baca Juga: Waktu Mustajab Terkabulnya Doa Saat Bulan Ramadhan 2021

"Sama seperti tahun lalu, kita belajar tetap menjalankan tradisi ini untuk menjaga budaya asli Kota Semarang di tengah Pandemi COVID-19. Tahun ini juga dikemas oleh sedulur - sedulur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan protokol kesehatan, sehingga meski tidak semeriah sebelum-sebelumnya tetap bisa dikerjakan," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi atau Hendi dalam keterangan tertulisnya,

Hendi yang dalam kegiatan tersebut berperan sebagai Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat menabuh bedug sebagai tanda menjelang buka Ramadhan.

Adapun bersama Forkopimda lainnya, Hendi menuju Masjid Agung Kauman Semarang tanpa arakan dan hanya menggunakan bus.

Prosesi di Masjid Agung Kauman Semarang berjalan Khitmat. Pembatasan jumlah pengunjungpun tetap terlaksana.

Baca Juga: Kementrian Agama Sebut Zona Oranye dan Merah Tak Bisa Terapkan Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri

Baca Juga: Tips Kuat Berpuasa Selama Bulan Ramadhan Di Masa Pandemi

Masuk ke prosesi inti, alim ulama Masjid Kauman menyerahkan Suhuf Halaqoh kepada Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat.

Setelah pembacaan Suhuf Halaqof, penabuhan bedug dapat dibunyikan.

Jika biasanya dilakukan dengan membunyikan suara meriam, namun kali ini Pemerintah Kota Semarang meniadakannya.

Tabuhan bedug hanya mewakili dimulainya bulan suci Ramadan.

"Mudah - mudahan selama Ramadhan masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan baik," pesan Hendi usia melaksanakan proses Dugderan.(AIS).***

Editor: Eko Nugroho

Sumber: Humas Pemprov Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler