Untaian Harapan: Puisisnya Ning Jauharotul Maknunah Menyentuh Jiwa, Simak dan Bisa Anda Download di Sini

- 24 Januari 2024, 15:30 WIB
Ilustrasi - Untaian Harapan: Puisisnya Ning Jauharotul Maknunah Menyentuh Jiwa, Simak dan Bisa Anda Download di Sini
Ilustrasi - Untaian Harapan: Puisisnya Ning Jauharotul Maknunah Menyentuh Jiwa, Simak dan Bisa Anda Download di Sini /PEXELS/Thirdman

INFO SEMARANG RAYA - Dalam karya puisi "Untaian Harapan" yang disajikan oleh Ning Jauharotul Maknunah, kita diajak memasuki dunia rasa dan ketakwaan yang terpatri dalam setiap baris kata. Puisi ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah ungkapan hati yang penuh keikhlasan dan penyesalan.

Dengan tulus, sang penyair memohon izin untuk bersimpuh di hadapan pemimpin dan utusan Allah, Rasulullah Muhammad SAW. Puisi ini menjadi cermin pengakuan diri yang tulus, menyadari kelemahan dan dosa yang melingkupi dirinya. Ungkapan kepiluan akan dosa-dosa yang terakumulasi menjadi benang merah dalam puisi ini.

Dalam kepiluannya, penyair mengungkapkan keyakinannya bahwa Rasulullah tetap mendengar dan hadir di setiap panggilan. Namun, mata hatinya yang buta menggambarkan kelemahan manusia yang seringkali tak mampu melihat kebaikan dan petunjuk yang jelas. Keinginan untuk dipeluk oleh Rasulullah menjadi ungkapan kerinduan akan bimbingan dan kasih sayangnya.

Baca Juga: Mbah Yai, Wahidiyahkah Kami? - Merenungi Puisi Atik Mardiani

Kesadaran akan kekotoran diri, kesalahan dalam beribadah, dan ketidakikhlasan dalam hidup menggambarkan kejatuhannya yang seringkali terlupakan. Puisi ini menciptakan atmosfer penyesalan yang mendalam, membuat pembaca merenung akan kekurangan diri sendiri.

Namun, di tengah kegelapan kesalahan, terdapat harapan yang terjalin. Harapan untuk kembali kepada Allah, untuk meninggalkan belenggu dosa, dan meraih hidayah-Nya. Ungkapan keinginan untuk merasakan keindahan mencintai Rasulullah menjadi pelengkap puitisnya.

Puisi "Untaian Harapan" bukan sekadar ungkapan penyesalan semata, melainkan panggilan jiwa yang merindukan petunjuk dan bimbingan dari Allah. Ning Jauharotul Maknunah menggambarkan dengan indah bahwa, meski manusia penuh dosa, harapan untuk kembali kepada Tuhan tetap ada, dan Rasulullah adalah penuntunnya. Suatu untaian harapan yang mengajak kita untuk kembali berlari menuju cinta dan keridhaan-Nya.

Puisi Untaian Harapan

Duhai Pemimpin kami, Duhai Utusan Alloh
Izinkanlah aku bersimpuh di hadapanmu duhai Kekasih Alloh
Izinkanlah mulut manusia yang berlumur dosa memanggil-manggil namamu Yaa Rosulalloh
Aku tahu Engkau manusia yang sangat mulia di sisi Alloh
Dan aku hanya manusia kotor yang berhati busuk
Tingkah lakuku tidak lebih baik dari binatang
Aku rakus, aku tamak, aku riya’
Aku penuh dosa yaa Rosulalloh

Baca Juga: Mendalami Pesan dari Puisi Kutunggu Pesanmu oleh Badan Pembina Remaja Wahidiyah Pusat

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x