INFO SEMARANG RAYA - Dalam keheningan malam, ada puisi indah yang melukiskan rindu dan harap. "Kutunggu Pesanmu," karya Badan Pembina Remaja Wahidiyah Pusat, mengajak kita merenung pada pesan-pesan tersembunyi di sepanjang bait-baitnya.
Dalam Puisi sederhana ini, kita akan menggali makna dan keindahan yang terkandung dalam setiap kata, membawa kita pada perjalanan ke dalam hati dan jiwa penulis.
Ditulis pada 26 Juli 1988 di Bandar Lor Kedunglo Kediri, puisi ini menghadirkan Tabris dalam Rumi, lentera kecil, dan sinar mentari sebagai metafora perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup.
Baca Juga: Puisi Rindu Rosululloh Ala Wahidiyah 'Panggilan Jiwa yang Penuh Kerinduan'
Bersama-sama, mari kita menjelajahi pesan-pesan yang tersembunyi di balik kata-kata puisi "Kutunggu Pesanmu" dan meresapi keindahan yang melampaui waktu.
Puisi Kutunggu Pesanmu
Oo,Tabris dalam Rumi
Aku pernah melihat
Lentera kecil yang sedang menyala
Namun………..
Sinarnya tak sampai kepadaku
Akupun pernah melihat
Sinar datang dari mentari
Namun…………
Panasnya tak menerpa tubuhku
Lalu aku ragu
Akupun sedih kalau-kalau……
Oo,Tabris
Meski dari tubuh engkau jauh
Tapi dalam hatiku
Ada jendela yang menghadap kepada-mu
Lewat rahasia jendela itu
Seperti bulan
Kau kirim pesan kepadaku