Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan

- 7 Januari 2024, 08:45 WIB
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan /Pixabay/AdrewAngelov

INFO SEMARANG RAYA - Cerpen ini akan membahas tingkah laku tokoh bernama Nilam dari sudut pandang psikologi dengan tema tentang parenting.

Parenting sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak karena orang tua adalah role model pertama bagi anak, sehingga cerpen ini hadir mengusung tema psikologi dan parenting.

Bagaimana kisah Nilam dan parenting yang diterimanya selama ini, temukan dalam cerpen tema psikologi berikut ini!

Baca Juga: Cerpen Series Jam: Belajar Dari Masa Lalu Lewat Cerita Pak Sam Pemilik Toko Jam Kuno di Pinggir Kota

Nilam kembali membuat guru-gurunya menggelengkan kepala. Kali ini, gadis berusia 17 tahun itu datang ke sekolah dengan warna rambut yang terang-benderang.

Tak ada murid yang berani mewarnai rambutnya secara blak-blakan. Biasanya mereka yang mewarnai rambut akan mengenakan jilbab agar tidak ketahuan.

Berbeda dengan Nilam, gadis itu bahkan tak menunjukkan rasa bersalah. Justru dengan suka rela mendengarkan nasihat, masukan, dan kritik dari gurunya di ruang BK.

Bagi Nilam, mendengarkan ocehan guru tidak membuatnya takut. Toh, nanti gurunya akan capek sendiri dan akhirnya membiarkannya pergi kembali ke kelas.

Benar saja, sepuluh menit kemudian Nilam disuruh kembali ke kelas. Ketika itu pula senyum Nilam muncul.

Akhirnya, berkat rambut ini aku bisa melewatkan kelas Pak Lawu. Pelajaran matematika bisa-bisa membuat kepalaku akan pecah,” gumamnya.

Baca Juga: Cerpen Misteri Part 3: Hilangnya Pena Kuno Peninggalan Kakek Membuat Aron Menyelidiki dan Mencari Sang Pencuri

Nilam sengaja mewarnai rambutnya secara tiba-tiba di hari Kamis ini demi menghindari kelas matematika Pak Lawu.

Bukan sekali dua kali Nilam melakukan hal serupa. Ia akan selalu membuat onar jika ingin menghindari sesuatu.

Tiba-tiba mewarnai rambut, memakai sepatu selain warna hitam, membawa rokok, memakai pakaian yang ukurannya lebih kecil dari ukuran seharusnya.

Nilam juga pernah melompat pagar sekolah sebelum jam pulang demi bisa menonton pertunjukan teater kesukaannya.

Ajaibnya, saat orangtuanya diminta ke sekolah, mereka hanya mengangguk-angguk tanpa merasa terkejut sama sekali.

Bu Rinjani selaku guru bimbingan konseling dibuat gemas sendiri. Bagaimana bisa ada orangtua secuek ini terhadap anak-anaknya?

Kami selalu membebaskan apa yang ingin anak lakukan. Anak-anak itu bebas berekspresi, Bu,” ujar Pak Buyung, ayah Nimas.

Baca Juga: Cerpen Misteri: Aron Mulai Menemukan Petunjuk Siapa Orang yang Sudah Mengambil Pena Kakeknya

“Parenting yang bapak dan ibu berikan pada Nilam adalah pola asuh permissif. Anak diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu tanpa dipertanyakan terlebih dulu. Memang bagus jika tujuannya membebaskan dan mengajarkan anak untuk belajar mengambil keputusan dan pemecahan masalah, tetapi tanpa kontrol yang baik, anak akan menjadi kurang disiplin,” lanjut Bu Rinjani menjelaskan.

Lalu ibu ingin kamu menerapkan parenting otoriter?” tanya Pak Buyung sembari berkali-laki melihat jam dan menunjukkan gestur ingin segera pergi.

Ketika Pak Buyung dan Bu Dahlia keluar dari ruang bimbingan konseling, mereka tak sengaja melihat Nilam yang sedang duduk di depan kelas yang bersebrangan.

Nilam tersenyum dan melambaikan tangan lalu beranjak dari tempat duduknya tadi.

“Apa yang sudah kita lakukan, Bu?” tanya Pak Buyung dengan nada menyesal.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah