Hal ini karena rekor suku bunga rendah bertabrakan dengan permintaan konsumen yang meningkat untuk barang dan jasa sedangkan beberapa pasokan menipis.
Baca Juga: Pemenang Miss Grand International 2021 Tien Thuc Thuy Nguyen, Wakil Indonesia Masuk Top 10
Tidak hanya itu, pandemi juga mempersulit produksi dan pengiriman barang, sehingga itu mendorong harga segala sesuatu mulai dari perumahan dan bahan pokok menjadi menipis.
Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga sekarang lebih memungkinkan terjadi.
Menurut Ekonom Sal Guatieri dengan Bank of Montreal menerangkan bahwa inflasi akan bertahan beberapa saat lagi dan mencatat bahwa tingkat inti yang menghapus barang-barang volatil seperti harga makanan dan energi meningkat dengan kecepatan hampir lima persen saat ini.
Baca Juga: Apa itu Social Credit? Sistem Kediktatoran Digital Tiongkok Dalam Mengontrol Perilaku Warganya
Sehingga biasanya, pada tingkat inflasi setinggi ini akan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga pinjamannya untuk mendinginkan keadaan.
Akan tetapi, itu tidak terjadi sekarang karena Federal Reserve AS khawatir akan menghilangkan stimulus dari ekonomi yang masih rentan terhadap pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
"The Fed tidak punya banyak pilihan selain mempersiapkan kemungkinan kenaikan suku bunga yang jauh lebih awal daripada yang direncanakan beberapa bulan lalu," kata Sal Guatieri dilansir dari media Kanada, 11 Desember 2021.
Baca Juga: Apa itu Meme Social Credit? Simak Penjelasan Berikut Ini