Apa itu Social Credit? Sistem Kediktatoran Digital Tiongkok Dalam Mengontrol Perilaku Warganya

- 5 Desember 2021, 17:22 WIB
Social Credit merupakan kebijakan pemerintah Tiongkok dalam mengontrol perilaku warga dengan adanya hadiah atau hukuman
Social Credit merupakan kebijakan pemerintah Tiongkok dalam mengontrol perilaku warga dengan adanya hadiah atau hukuman /Social Credit

INFOSEMARANGRAYA.COM – Istilah Social Credit baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya Facebook dan Tiktok. Lalu apa itu Social Credit?

Sistem Social Credit merupakan kebijakan pemerintah tiongkok dalam mengontrol perilaku warganya.

Jadi semua warga negara tiongkok dibuatkan semacam sistem rating atau peringkat. Sistem tersebut menilai orang dari poin atau kredit yang dia punya.

Baca Juga: Menurut Ahli: Covid-19 Varian Omicron Banyak Menyerang Anak Muda

Simpelnya, jika kamu berkelakuan baik, maka kamu akan mendapatkan poin atau kredit yang nantinya bisa mendapatkan hadiah dari pemerintah.

Sedangkan sebaliknya, jika kamu berkelakuan buruk, maka kamu poin kamu akan dikurangi dan akan menerima hukuman.

Lantas apa alasan pemerintah Tiongkok dalam membuat sistem Social Credit ini? Menurut video yang diunggah oleh Koirapat Pormponpitak di akun YouTube-nya bernama “Sepulang Sekolah”, dia menjelaskan bahwa alasan dibuatnya sistem Social Credit di Tiongkok ini adalah untuk membangun rasa kepercayaan setiap warganya.

Baca Juga: 24 Negara Sudah Terinfeksi Omicron, AS Menjadi Negara Terbaru yang Mengonfirmasi

Sistem Social Credit ini pertama kali diumumkan di Tiongkok pada tahun 2014. Dimana sebelumnya ada banyak sekali orang yang sering berhutang dan tidak mau membayar hutangnya tersebut.

Namun, tidak ada hukuman yang berat terhadap si penghutang itu.

Beberapa infrastruktur terus dibangun oleh pemerintah Tiongkok untuk menerapkan sistem Social Credit ini.

Baca Juga: Varian Omicron Telah Menyebar di 15 Negara, Dunia Menutup Pintu!

Salah satu yang paling terasa adalah keberadaan CCTV di berbagai tempat. Ada sekitar lebih dari 200 juta yang dipakai untuk memantau kehidupan warga di negara tirai bambu tersebut.

CCTV tersebut beroperasi menggunakan sistem AI (Artificial Intelligence) yang bisa mendeteksi muka seseorang yang sedang terekam.

Setiap seseorang terekam oleh CCTV tersebut maka akan terlihat data-data pribadi miliknya.

Baca Juga: Jack Dorsey Resmi Mundur dari CEO Twitter, Inilah Alasannya!

Di antara data yang akan dijadikan sebagai patokan poin dalam sistem Social Credit antara lain seperti riwayat kriminal, riwayat pekerjaan, laporan keuangan dan pajak, jumlah tabungan, karakteristik pribadi, perilaku bermasyarakat, hingga riwayat digital berinternet.

Jika di antara warga Tiongkok yang memiliki Social Credit yang rendah, maka akan diberikan hukuman seperti tidak boleh membeli properti, tidak boleh membeli tiket pesawat dan kereta, tidak boleh masuk ke hotel berbintang, dan bahkan kecepatan internet juga akan dikurangi.

“Menurut data pemerintah cina di tahun 2017, ada sekitar 7,3 juta orang cina yang dilarang naik pesawat dan ada sekitar 2,7 juta orang cina yang dilarang naik kereta cepat”, ucap Koirapat Pormponpitak di videonya yang diunggah pada 2 November 2021 lalu.

Baca Juga: Update Terbaru WHO tentang Varian Omricon, Resiko Reinfeksi Meningkat?

Biasanya nama-nama warga yang memiliki Social Credit yang rendah akan dipublikasikan di media cetak dan media elektronik sebagai hukuman sanksi sosial.

Namun jika memiliki Social Credit yang tinggi, maka warga disana akan mendapatkan hadiah dari pemerintah.

Halaman:

Editor: Maruhum Simbolon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x