Cacar Monyet Ramai Dibicarakan, Inggris Disebut Banyak Temukan Kasus dari Pelaku Seks Sesama Laki-Laki?

20 Mei 2022, 18:32 WIB
Ilustrasi penyakit cacar monyet. /Freepik/

INFOSEMARANGRAYA.COM - Cacar monyet atau monkeypox tengah ramai dibicarakan di media sosial usai ditemukannya kembali kasus tersebut di Inggris, yang menyebut banyak sampel teridentifikasi dari pelaku seks sesama laki-laki.

Cacar monyet mulai muncul sejak tahun 1970, hingga kini telah ditemukan beberapa kasus, termasuk di Singapura tahun 2019, dan yang terbaru di Inggris.

Menurut WHO dari situs resminya, cacar monyet yang kini ramai di Inggris adalah Orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip, tetapi tidak terlalu parah.

Baca Juga: Penerima Kartu Prakerja Gelombang 29 Sudah Resmi Diumumkan, Cek Dashboard untuk Manfaatkan Saldo Pelatihan

Lanjut WHO, sementara cacar telah diberantas pada tahun 1980, cacar monyet seperti di Inggris terus terjadi di negara-negara Afrika Tengah dan Barat.

Maka dari itu WHO menduga cacar monyet merupakan penyakit yang kemungkinan besar berasal dari Benua Afrika.

Usai baru-baru ini juga dibuktikan dengan pelancong dari Nigeria datang ke Inggris dan ketika kembali ke negaranya, ia teridentifikasi mengidap cacar monyet.

Baca Juga: Laga Terakhir di Bernabeu Akan Menjadi Perpisahan untuk Tiga Punggawa Real Madrid

Tak lama setelah itu, Inggris kemudian menemukan kembali kasus cacar monyet di negaranya.

Dilansir dari The New York Times, kelompok kasus cacar monyet telah ditemukan di berbagai negara di Eropa, termasuk Inggris.

“Kelompok kasus cacar monyet baru-baru ini telah diidentifikasi di Inggris dan Portugal, sementara Spanyol sedang menyelidiki dugaan kasus virus tersebut.” Tulis The New York Times.

Baca Juga: Unduh Segera Minecraft 1.19 The Wild Update Mod Versi Android Legal dari Mojang Studios!

“Swedia dan melaporkan kasus pada Kamis. Para pasien di Inggris dan di Kanada kebanyakan adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki,” lanjut The New York Times.

Walau demikian baik pihak otoritas kesehatan Inggris dan WHO tidak dapat menyimpulkan bahwa laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki sebagai salah satunya pemicu tersebarnya kasus cacar monyet.

WHO menyebutkan kalau cacar monyet merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Baca Juga: Cari Link Nonton dan Download Film Srimulat Hil yang Mustahal? Mending Klik Link Berikut Ini, Pasti Legal

“Monkeypox adalah zoonosis: penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Kasus sering ditemukan di dekat hutan hujan tropis yang terdapat hewan pembawa virus,” tulis WHO di situs resminya.

“Bukti infeksi virus monkeypox telah ditemukan pada hewan termasuk tupai, tikus rebus Gambia, dormice, berbagai spesies monyet, dan lain-lain,” sebut WHO.

Kasus cacar monyet diduga dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi pada kulit atau pada permukaan mukosa internal, seperti mulut, tetesan pernapasan, dan benda-benda yang terkontaminasi.

Baca Juga: Info Loker! LRT Jakarta Sedang Buka Lowongan Kerja, Min. Lulusan D3, S1, Mei 2022

Walau demikian WHO belum menentukan apakah kasus cacar monyet ini dapat berbahaya seperti Covid-19.

Tanda fisik seseorang mengidap cacar monyet dengan munculnya demam, ruam khas yang luas dan biasanya terdapat pembengkakan kelenjar getah bening di berbagai area tubuh.

Tetapi, hati-hati dalam menentukan apakah penyakit tersebut benar-benar cacar monyet atau bukan, jadi penting untuk membedakannya dari cacar air, campak, infeksi kulit bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait pengobatan.

Baca Juga: Bulu Tangkis SEA Games 2022: Tunggal Putra Indonesia Tiada Wakil di Semifinal, Target PBSI Sisa Satu

Lantas apa saja tanda-tandanya?. Masa inkubasi cacar monyet dapat berkisar 5 hingga 21 hari.

Tahap demam penyakit biasanya berlangsung 1 samapi 3 hari dengan gejala termasuk demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, myalgia, dan stheni yang intens.

Adapun penanganan pasien yang mengidap cacar monyet bersifat suportif tergantung pada gejalanya.

Saat ini sedang dikembagkan berbagai senyawa yang mungkin efektif melawan virus tersebut.***

Editor: Maruhum Simbolon

Tags

Terkini

Terpopuler