Ngeri! Pria Ini Bagikan Kisah Pilu Pembunuhan Massal yang Tewaskan 100.000 Umat Muslim Bosnia

12 Juli 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi pemakaman/ kisah pria yang menyaksikan pembunuhan massal dan sebanyak 100.000 umat muslim Bosnia terbunuh pada 26 tahun silam /Pixabay.com/kalhh

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Vahid Suljic, pria asal Volkjavica, Bosnia menceritakan kisah pilu dan tragis yang disaksikannya saat terjadi kasus pembunuhan massal atau genosida umat muslim Bosnia pada 26 tahun silam.

Sebanyak lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki muslim Bosnia tewas terbunuh selama beberapa hari saat terjadi pembunuhan massal itu. Dan pada Juli 2021 ini, menjadi hari peringatan musibah tragis yang menimpa muslim di Bosnia.

Vahid Suljic menceritakan saat itu ia masih berusia 9 tahun. Ia dan keluarganya mencari perlindungan di Srebrenica. Anak laki-laki ini menyaksikan secara langsung pembunuhan massal itu dan hingga kini membuatnya trauma.

Baca Juga: Viral Pria ODGJ Asal Purwodadi Sembelih Kucing, Keluarga Ungkap Hal Mengejutkan Ini!

Baca Juga: Kimia Farma Buka Layanan Vaksin Gotong Royong di Wilayah Ini, Simak Rincian Harga Perdosisnya!

Ia takut kalau sampai pembunuhan ini akan terjadi kembali kepada warga muslim di Bosnia. Jika penyangkalan Serbia terhadap genosida masih terus berlanjut dan masih dikuasai ketegangan.

Pada tahun antara 1992 dan 1995, Bosnia dan Herzegovina diserang oleh pasukan Serbia dan Kroasia.

Serangan tersebut bertujuan untuk mengukir negara tersebut ke Serbia Raya dan Kroasia Raya.

Sehingga dikabarkan bahwa serangan tersebut membuat sekitar 100.000 orang tewas. Pasukan Serbia mulai menyerang wilayah desa, kota Bosnia pada tahun 1992. Hal itu ditujukan untuk membersihkan etnis non-Serbia dari Bosnia.

Baca Juga: Setelah dr Louis yang Tak Percaya Covid-19, Apoteker Ini Ungkap Vaksin Justru Memicu Pasien Positif?

Baca Juga: Kiai Lutfi Fathullah Meninggal, Dua Tokoh Ini Ikut Salatkan Almarhum

Sedangkan keluarga anak berumur 9 tahun tersebut mendengar bahwa unit paramiliter dari Serbia menyiksa, membunuh dan membawa Bosnia ke kamp konsentrasi yang bertetanggaan dengan wilayah Voljavica.

Karena gosip yang beredar, keluarga tersebut langsung melarikan diri ke hutan dan bersembunyi sekitar dua minggu.

Pada waktu itu, Suljic, anak sembilan tahun tersebut berkata bahwa pasukan Serbia yang sudah tiba di desa mereka sedangkan ada orang tua yang tidak bisa melarikan diri maka akan dibakar hidup-hidup.

Baca Juga: 5 Bangunan Angker di Kota Semarang, Bikin Merinding: Ada Lokasi Syuting Suzanna?

Baca Juga: Gara-Gara Cuitan Kontroversial Lois Owien, dr Tirta Pilih Jalur Hukum dan Beberkan Hal Ini!

Untuk menyelamatkan nyawa mereka, sekelompok 250 warga sipil Bosnia memutuskan melakukan perjalanan seharian melalui hutan ke Srebrenica.

Selama perjalanan tersebut, pasukan Serbia dua kali menyergap kelompok tersebut dengan tembakan.

Ada sekitar 30-50 penembak dan sekitar 60-70 orang Bosnia tewas.

Keluarga Suljic selamat berkat melemparkan diri ke sungai terdekat dan menunggu sampai malam tiba hingga bisa pergi ke Srebrenica.

"Kami sebenarnya seperti hewan liar yang diburu karena mereka telah mempersiapkan [untuk membunuh kami] di berbagai tempat," kata Suljic.

Baca Juga: Akhirnya AS Berikan Kecaman pada Israel, Dubes AS: Jangan Hancurkan Rumah Keluarga Palestina

Baca Juga: Pencipta Anti-Virus John McAfee Tewas Gantung Diri, Pesan Istri Bikin Haru

"Srebrenica dikepung di semua sisi dan mereka tahu bahwa orang-orang dari daerah sekitarnya mencoba menerobos masuk ke Srebrenica, dan mereka telah mempersiapkan ini." sambungnya.

Suljic menyaksikan bahwa pasukan Serbia mengenakan seragam PBB untuk meniru tentara Belanda hingga masuk dengan bebas dan mengamati semua orang.

Pada malam hari, Pasukan Serbia akan memisahkan keluarga mereka untuk dibunuh dan membawa wanita hingga anak perempuan untuk diperkosa.

"[Pasukan Serbia] melakukan apa yang mereka inginkan. Mereka memiliki kendali penuh atas pangkalan."

"Saya ingat orang-orang [Bosniak] berteriak dan meminta bantuan setiap malam," kata Suljic dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu 26 tahun sudah berlalu tetapi para penyitas masih berjuang melawan penyangkalan Serbia mengenai pembunuhan massal terhadap Muslim Bosnia, para penyitas juga mengalami trauma yang mendalam terhadap Kisah Nyata tersebut.***

Editor: Asri Aulia Rachmawati

Tags

Terkini

Terpopuler