Ngeri! Hoaks dan Buzzer Menjadi Penyebab Tsunami Covid-19 di India, Indonesia Jangan Sampai Ikutan

29 April 2021, 03:00 WIB
Seorang pria dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen secara gratis di mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), ditengah mewabahnya virus corona (Covid19), di Ghaziabad, India pada Sabtu 24 April 2021 /ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/AWW/djo

INFOSEMARANGRAYA.COM - Publik mancanegara belakangan ini dibuat miris akibat peristiwa tsunami Covid-19 yang melanda India.

India yang sebelumnya digadang-gadang sukses mengatasi pandemi dan telah melaksanakan vaksinasi dinilai lalai.

Kelalaian pemerintah India yaitu dalam hal penerapan protokol kesehatan dan juga terkait pelaksanaan beberapa perayaan di akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021.

Baca Juga: Aktor Shin Sung Rok Positif Covid 19: Agensi Ungkap Kondisinya dan Program Master in The House Tetap Syuting?

Baca Juga: Masih Ingat Kisah Firaun? Arkeolog Mesir Baru Saja Temukan Makam yang Lebih Tua dari Firaun

Selain itu, Shakuntala Banaji, Profesor Media, Budaya, dan Perubahan Sosial di London School of Economics (LSE) menyebutkan adanya faktor lain penyebab tsunami Covid-19 di India.

Banaji mengatakan adanya dugaan masyarakat India yang termakan informasi salah atau hoaks yang beredar di media sosial.

Seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul Pakar Ungkap Biang Kerok Tsunami Covid-19 di India: Keracunan Hoaks, Banaji mengecam dinamika paltform media sosial di India.

Menurutnya, platform media sosial di India tidak cukup baik dalam mengatasi peredaran informasi salah atau hoaks.

Baca Juga: Mantan Istri Vincent Raditya Sindir Isu Selingkuh Novita Condro?

Baca Juga: Komentari Laga Melawan Real Madrid, Kante: Kami Seharusnya Bisa Cetak Lebih Banyak Gol

“Jadi saya pikir itu adalah kegagalan moral yang nyata, dan kegagalan politik pada bagian dari platform yang belum mampu mengontrol ini,” jelas Banaji.

Banaji juga menjelaskan bahwa adanya sekelompok oknum yang dibayar (buzzer) untuk menyebarkan informasi salah di media sosial dan juga masuk ke berbagai jaringan pesan instan.

Oknum buzzer ini, terang Banaji, menyebarkan informasi salah atau hoaks tentang pandemi dan Covid-19.

"Dua tahun lalu kami berbicara dengan seorang pria yang mengatakan bahwa dia mengoperasikan sesuatu seperti 200 grup WhatsApp, dia menjalankan banyak akun Twitter, dan melakukannya setiap saat,” jelas Banaji.

Baca Juga: Pemalsuan Rapid Test di Bandara Kualanamu Digrebek Polisi

Baca Juga: Lepas Abanda Rahman, CEO PSIS Semarang: Tahun Ini Banyak Pemain Muda

Dampaknya seperti yang dapat kita lihat sekarang India mengalami bencana tsunami Covid-19.

Hal in menyebabkan rumah sakit dan tenaga medis di India kewalahan dalam menanganinya.

Dari penjelasan Banaji dapat menjadi introspeksi bagi Indonesia dalam hal penanganan pandemi, khususnya dalam peredaran informasi salah (hoaks) dan juga buzzer.***(Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler