Mitos dan Kisah Mistis Gerhana Bulan yang Dipercaya Orang Jawa

- 26 Mei 2021, 18:40 WIB
Penampakan Gerhana Bulan Total.
Penampakan Gerhana Bulan Total. /BMKG/

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Baru-baru ini dikabarkan terjadi gerhana bulan total pada hari ini Rabu 26 Mei 2021 yang berlangsung sejak pukul 18.09-20.21 WIB. 

Bagi sebagian masyarakat kemunculan gerhana bulan tafsiran secara berbeda-beda.Umat muslim percaya kalau terjadi gerhana bulan sebagai pertanda bagi umat manusia untuk teringat akan dosa-dosa yang kita perbuat. Apalagi Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk meningkatkan kualitas ibadah dikala terjadi gerhana. Diantaranya melaksanakan shalat gerhana, dzikir hingga bersedekah. 

Namun tidak hanya itu saja, sebagian masyarakat terutama orang Jawa masih percaya akan mitos terkait gerhana bulan total yang memiliki kisah mistis dibaliknya

Penasaran apa saja? Ini dia mitos dan kisah mistis gerhana bulan yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini : 

Baca Juga: Kemenag Rilis Panduan Shalat Gerhana Bulan Total 26 Mei Dikala Pandemi, Ini Tata Caranya

Baca Juga: Dengan Video Plesetan Kreatif, Hendi Kenalkan Kuliner Semarang!

Baca Juga: DP3A Semarang Rilis Aplikasi Ini Untuk Tingkatkan Responsif Gender dan Anak

1. Gerhana Bulan Sudah Ditandai Adanya Prasasti Tertua Pada Abad ke 9

Orang Jawa percaya fenomena ini tidak terlepas dari penemuan prasasti tertua bertarikh abad ke-9 atau 11 Maret 843 Masehi.

Dalam prasasti itu, Arkeolog Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono menyebut bahwa peristiwa gerhana bulan memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa.

“Prasasti itu menggambarkan peristiwa candragrahana atau Gerhana Bulan pertama, sebuah peristiwa yang dianggap sangat penting bagi masyarakat Jawa,” ujarnya.

2. Raksasa Batara Kala yang Menelan Bulan

Mitos terkait gerhana bulan juga diceritakan pada salah satu relief di Candi Belahan atau Sumber Tetek. Pada relief itu digambarkan bahwa candra sinahut kalarahu atau raksasa yang tengah menelan bulan.

Raksasa tersebut bernama Batara Kala dengan wataknya yang jahat. Mitos inilah yang hingga kini menjadi cerita turun-temurun yang masih dipercaya masyarakat Jawa.

Baca Juga: Hendi Tinjau Proses Produksi Furnitur di Semarang Favorit Artis Hollywood: Patut Diapresiasi!

Baca Juga: Cermati! SMK Terapkan Model Seleksi Baru Jelang PPDB 2021-2022

Baca Juga: Warga Lebak Banten Bangun Makam Fiktif Wali Allah, Tujuannya Agar Ziarah Dekat

Untuk melawan Batara Kala, masyarakat harus memukul lesung padi (penumbuk padi) secara baramai-ramai.

Itu diartikan masyarakat yang beramai-ramai memukul Batara Kala sampai mual hingga memuntahkan bulan. Sebab, masyarakat Jawa mempercayai, Batara Kala tetap hidup tapi jasadnya menjelma menjadi lesung padi.

2. Wanita Hamil Dilarang Keluar Rumah

Mitos masyarakat Jawa lainnya terkait gerhana bulan adalah larangan bagi wanita hamil untuk keluar rumah.

Sebab, dikhawatirkan jabang bayi yang dilahirkan bakal mengalami bibir sumbing atau mendapat tanda lahir seperti bentuk bercak-bercak pada bulan. Wanita hamil juga diwajibkan membuat bubur merah putih. Tujuannya, untuk menolak bala.

Ini dimaksudkan bukan untuk melindungi jabang bayi saja. Tapi juga mengusir segala mara bahaya, penderitaan maupun penyakit.***

Editor: Eko Nugroho

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x