Dilihat Wakil Gubernur Jawa Tengah, Sejumlah Ibu di Kabupaten Pemalang Ikut Pelatihan Membuat Sirup dan Selai

- 3 November 2021, 19:45 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin memantau ibu-ibu pelatihan membuat sirup dan selai
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin memantau ibu-ibu pelatihan membuat sirup dan selai /Diskominfo Jateng

INFOSEMARANGRAYA.COM - Sejumlah ibu di Desa Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, unjuk kebolehan membuat minuman sirup dan selai di hadapan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di Balai Desa setempat, Rabu 3 November 2021.

Mereka memperlihatkan usaha yang baru dikembangkan, yaitu memproduksi minuman berbahan baku buah rambutan.

 
Gus Yasin, sapaan wagub, yang hadir beserta istri, Nawal Nur Arafah di Balai Desa Bantarbolang tersebut dalam rangka pelaksanaan Program Desa Sejahtera (Destara).
 
 
Program dari Pemprov Jawa Tengah itu, salah satunya adalah memberikan pelatihan pengembangan UMKM.
 
Kepala Desa Bantarbolang, Dyah Anggraeni menuturkan, hampir tiap rumah di desanya memiliki pohon rambutan. Sehingga buah tersebut sangat mudah untuk ditemui.
 
“Hampir tiap halaman rumah warga ada satu pohon rambutan,” paparnya.
 
 
Melihat potensi itu, kata Dyah, buah rambutan oleh warga diolah menjadi minuman sirup dan selai.
 
Upaya warga tersebut disambut baik oleh Pemprov Jateng dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan produk tersebut.
 
“Ini dibantu pemprov, dikasih alat produksi dan pelatihan,” lanjutnya.
 
 
Ditambahkan, saat ini, buah rambutan diolah menjadi minuman sirup dan selai. Namun, ke depan akan dikembangkan lagi seperti setup, semacam carica.
 
“Sementara sirup dan selai, tapi rencananya akan dibuat setup seperti carica. Sebenarnya sudah lama membuat seperti ini, tapi belum kelihatan. Nah, ini ada bantuan dari pemprov, semoga tambah berkembang,” lanjut Dyah.
 
Menariknya, pembuatan UMKM berbahan buah rambutan itu dilakukan oleh ibu-ibu Desa Bantarbolang dari latarbelakang ekonomi kurang mampu.
 
 
“Ibu-ibu dari warga kurang mampu. Ada tiga kelompok, dengan tiap kelompok ada 10 orang. Jadi, total ada 30 orang,” terangnya.
 
Warga Desa Bantarbolang, Sa’diyah mengatakan, sebelumnya rambutan hanya dikonsumsi dalam bentuk buah. Namun, kini mulai dikembangkan menjadi bentuk lain, seperti sirup dan selai.
 
“Hanya dikonsumsi buah awalnya. Tapi ini ada pelatihan untuk dibuat sirup, ampasnya bisa dibuat selai,” ungkapnya.
 
 
Dengan adanya inovasi produksi tersebut, menurutnya, akan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
 
“Kalau buah rambutan satu kilogram harganya Rp 5.000, tapi kalau bentuk sirup ya sekitar Rp 15.000 per 250 mililiter. Harapannya bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat,” imbuh Sa’diyah.
 
Sementara, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menuturkan, pemprov berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap produksi UMKM tersebut.
 
 
“Ini kita latih, dan kita dampingi untuk perizinan, agar bisa dipasarkan,” tuturnya.
 
Menurut wagub, pengembangan UMKM berbahan baku lokal tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
“Dua kali panen (rambutan) dalam satu tahun. Dan ini bisa diolah dan dikemas sesuai kebutuhan, seperti sirup dan juga bisa dibiki  seperti nanas yang sudah dibuat oleh-oleh. Ini baru pemantik, nanti dikembangkan lagi,” tandasnya.***

Editor: Maruhum Simbolon

Sumber: Diskominfo Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x