11 Desa di Cilacap Alami Kekeringan, BMKG: Puncak Kemarau Sampai Agustus Mendatang

- 3 Juni 2021, 20:38 WIB
Ilustrasi kekeringan./
Ilustrasi kekeringan./ /Pexels/Johannes Plenio

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Sebelas desa di Kabupaten Cilacap mengalami kekeringan hingga membuat warga kekurangan air bersih. 

Sebelumnya BMKG Tunggul Wulung Cilacap telah memperkirakan terjadinya musim kemarau di sejumlah wilayah Cilacap dimulai sejak awal Juni 2021 dan puncaknya pada Agustus mendatang. 

"Untuk puncak musim kemarau di Kabupaten Cilacap, tahun ini diperkirakan pada bulan Agustus mendatang,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo. 

Bencana kekeringan ini melanda hampir seluruh wilayah Cilacap, yakni 11 desa yang tersebar di 5 kecamatan. Diantaranya Desa Bojong Kecamatan Kawunganten, serta Desa Cisumur, Gintungreja, Cinangsi, dan Sidaurip, Kecamatan Gandrungmangu. 

Baca Juga: 8 Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Wedarijaksa I Pati Ditutup

Baca Juga: Gambar Ini Relate Banget Sama Kehidupan Sekarang, Nomor 5 Valid No Debat!

Kemudian Desa Rawaapu, Purwodadi, Bulupayung dan Desa Sidamukti, Kecamatan Patimuan, Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari dan Desa Bantar Kecamatan Wanareja.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan kekeringan itu membuat sejumlah wilayah mengalami kesulitan air bersih dan pihaknya telah aktif menyalurkan bantuan air ke beberapa wilayah terdampak. 

Bahkan sejak Rabu kemarin, BPBD Cilacap telah menyalurkan sebanyak 19 tangki air. 

"Rekapitulasi pengiriman air bersih bagi warga terdampak bencana kekeringan sampai dengan hari ini sudah sebanyak 19 tangki untuk 3.451 KK dengan jumlah 12.108 jiwa di 11 desa itu,” kata Tri Komara, Rabu 2 Juni 2021.

Baca Juga: Pelaku Kasus Video Bugil Bermotor di Klaten Ditangkap, Motifnya Taruhan Bola

Baca Juga: Film The Conjuring 3: Sinopsis dan Link Nonton, Cek Sekarang!

Bantuan air tersebut, bersumber dari APBD tahun anggaran 2021 Kabupaten Cilacap. Totalnya, melalui APBD itu, Pemkab Cilacap menganggarkan Rp 90 juta untuk penanganan dampak kekeringan tahun ini. Pihaknya juga menyiagakan personel untuk memantau kondisi di wilayah lain, terutama yang dikategorikan rawan kekeringan. 

Sebelumnya, BPBD sudah memetakan ada 73 desa dalam 19 kecamatan di Kabupaten Cilacap yang dikategorikan rawan mengalami kekeringan. 

"Semuanya kami pantau. Warga juga kami imbau untuk lebih efisien dalam menggunakan air bersih,” ujarnya.***

Editor: Eko Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah