Gara-gara Hal Ini Vaksinasi di Grobogan Kacau, Ganjar: Langsung Saya Cek

4 Agustus 2021, 15:14 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau proses vaksinasi di Desa Wolo, Kabupaten Grobogan pada Selasa, 3 Agustus 2021. /Humas Pemprov Jateng

INFOSEMARANGRAYA.COM - Baru-baru ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo temukan alasan yang membuat vaksinasi di Kabupaten Grobogan kacau.

Hal itu Ganjar temukan saat dirinya melakukan peninjauan proses vaksinasi di Desa Wolo, Kabupaten Grobogan pada Selasa, 3 Agustus 2021.

Menurutnya hal alasan adanya kekacauan data vaksinasi di Kabupaten Grobogan adalah proses input data vaksinasi yang terlebih dahulu melalui aplikasi Pcare, baru kemudian pada aplikasi Smile.

Baca Juga: Mantan Kapolri Tito Karnavian Cuekin Ganjar Pranowo Saat Kunjungan ke Kendal, Ada Apa?

Hal ini yang kemudian membuat adanya perbedaan data antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Menurut laporan data yang diterima pemerintah pusat dikatakan bawah masih banyak stok vaksin yang belum disuntikan.

Hal ini diketahui karena penginputan data di apliasi Smile yang dijadikan rujukan pemerintah pusat belum sempurna.

Baca Juga: KRI dr Soeharso Bantu Penuhi Pasokan Oksigen di Jateng, Ganjar Sampaikan Hal Ini!

"Saya hanya mau meluruskan saja, karena kemarin saat saya sampaikan ke pusat, hampir seluruh kabupaten protes," kata Ganjar Pranowo.

"Lho, kami sudah menyuntikkan banyak, dan sudah habis, kok datanya seolah-olah kami masih menyimpan stok. Ini Bu Bupati Grobogan juga komplain, makanya langsung saya cek," lanjutnya.

Ganjar juga mencoba menjelaskan perkara perbedaan cara kerja aplikasi Pcare dan aplikasi Smile yang digunakan pemerintah pusat sebagai rujukan.

Baca Juga: Ganjar Percepat Vaksinasi Massal di Jateng: Lansia Jadi Prioritas

Ia pun menyebutkan bahwa data paling benar ada pada aplikasi Pcare.

"Ini (aplikasi Pcare) sebenarnya adalah data paling riil. Sementara pusat yang dipakai acuan data dari aplikasi Smile, ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke aplikasi Smile, mulai disuntik, direkap di aplikasi Pcare, baru dilaporkan. Lha, ini kalau belum diinput di Smile, maka dibaca dan dianggap stok masih banyak," jelas Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah mencoba memberikan solusi dengan menyarankan pemerintah pusat juga menjadikan aplikasi Pcare sebagai salah satu rujukan sehingga terjadi intergrasi data yang baik dan benar.

"Karena itu lebih real time, nanti kami evaluasi dengan dinkes dan akan kami usulkan. Kebetulan Pak Menkes tadi telepon, jadi sekaligus kami umumkan," kata Ganjar.***

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler