INFOSEMARANGRAYA.COM,- Pagebluk Lampor atau keranda terbang di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah sedang ramai menjadi bahan perbincangan.
Bagaimana tidak, fenomena ini seketika meluas karena disebut-sebut telah memakan banyak korban.
Kali ini menurut Mbah Mijan fenomena pagebluk sebenarnya telah menjadi fenomena umum yang ada sejak zaman dahulu.
Baca Juga: Heboh Fenomena Lampor dan Ketuk Pintu di Jawa Timur, Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Om Hao
Baca Juga: Breaking News: PPKM Darurat Berakhir pada 26 Juli 2021, Ini Pernyataan Resmi Presiden Jokowi
Adapun pagebluk dalam bahasa Jawa adalah penyakit menular berbahaya yang di riwayatkan dapat mengakibatkan orang meninggal dunia.
Simbol kengerian pagebluk ini disebutkan sebagai 'esuk loro sore mati, atau sore loro esuk mati'
Yang mana artinya pagi sakit sore meninggal atau sore sakit pagi meninggal.
Baca Juga: Resep Tongseng Kambing Racikan Spesial, Tanpa Bau Amis dan Dijamin Ketagihan!
Lalu siapakah sebenarnya sosok yang mengetuk pintu dari rumah ke rumah?
Lebih lanjut Mbah Mijan mengatakan jika sampai detik ini sosok tersebut masih menjadi misteri.
Namun menurutnya, keranda terbang menjadi simbolik manusia untuk selalu waspada.
Baca Juga: Denny Darko Sebut 3 Zodiak Ini Segera Melunasi Utang, Ada Libra dan Pisces!
Baca Juga: Irfan Hakim Mengaku Sedih Saat Melewati Malam Terakhir Bersama Sapi Grandong
Mbah Mijan mengatakan jika sebenarnya hal ini bisa dicegah dengan ruwatan atau bersih-bersih sebagai salah satu cara 'memagari' rumah dari hal-hal yang tidak baik.
Meski pada dasarnya ruwatan sudah termakan oleh zaman, namun Mbah Mijan menceritakan jika hal ini adalah ampuh dilakukan untuk menghilangkan pagebluk.
Mbah Mijan juga menjelaskan jika sebagai manusia seharusnya memiliki keseimbangan logika bahwa kematian sudah menjadi sebuah takdir.
Baca Juga: Siap-Siap! Kuota Internet Gratis 2021 dari Kemendikbud Bakal Cair Lagi, Cek Notifikasi Ponselmu
Baca Juga: Tips Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Agar Awet dan Tidak Bau Amis
Seperti wabah dan ajal keduanya adalah hal yang memang sudah tergariskan disetiap insan.
Mbah Mijan justru menyayangkan ritual ruwatan dan keagamaan seperti istighasah sudah tak dilakukan oleh manusia zaman sekarang.
Ia menegaskan jika manusia terus begini bagaimana wabah atau sebuah pagebluk dapat berakhir. Wallahua'lam. ***