Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Penggunaan obat merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya mencapai kesehatan, pencegahan, penyembuhan, hingga pemulihan.
Namun ibarat dua sisi mata uang, selain menimbulkan efek menyembuhkan obat juga dapat menimbulkan efek merugikan bila tidak digunakan secara tepat.
Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik tahun 2019, di masa pandemi ini tingkat konsumsi obat secara mandiri atau biasa disebut dengan swamedikasi di masyarakat mencapai angka yang fantastis yaitu 71,46%, tidak pungkiri bahwa data tersebut akan mengalami peningkatan di masa yang akan datang.
Pada dasarnya, swamedikasi hanya diperuntukkan untuk mengobati keluhan sederhana dengan membeli obat bebas di apotek atas inisiatif sendiri (tanpa rekomendasi dokter).
Namun kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai aturan melakukan swamedikasi belum sepenuhnya dipahami, hal ini bisa berimbas pada tidak efektifnya pengobatan.
Hal tersebut menjadi perhatian bagi Syakira Nilam Farhana Setiawibowo selaku mahasiswi Fakultas Kedokteran Undip, dimana Kelurahan Petompon merupakan daerah dengan banyak komunitas yang aktif bergerak untuk memberdayakan, mendampingi, atau meningkatkan kesejahteraan baik itu dalam masyarakat seperti anak, remaja, ibu, lansia, maupun keluarga.
Salah satu komunitas tersebut adalah PKK yang terjun langsung memberdayakan masyarakat dan keluarga.
Syakira bersama para rekannya melihat adanya potensi untuk melakukan pencerdasan kepada kader PKK yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga dengan berbagai profesi, terdapat pula kader kesehatan yang menjadi penggerak dalam pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Baca Juga: Adakan Sosialisasi, Tim KKN Undip Kelurahan Petompon Semarang: Petompon Generasi Emas Tanpa Narkoba!
