Bahas Populisme, Mahasiwa KKL UIN Walisongo Datangkan Dosen FISIP Unair

15 April 2021, 20:46 WIB
Sesi foto bersama saat webinar bertajuk "Kebangkitan Politik Aliran dan Populisme: Akankah Mengancam Demokrasi Indonesia" yang diadakan mahasiwa KKL Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang pada Selasa, 6 April 2021. /Raden Muhammad Fayaz Arroihan

INFOSEMARANGRAYA.COM - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, tepatnya mahasiswa jurusan Ilmu Politik adakan webinar dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

Acara yang bertajuk "Kebangkitan Politik Aliran dan Populisme: Akankah Mengancam Demokrasi Indonesia" ini diselenggarakan secara online via Zoom pada Selasa, 6 April 2021.

Fannani, Wakil Dekan FISIP UIN Walisongo mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk alternatif dari penerapan pemberlajaran daring di masa pandemi.

Baca Juga: Kang Sora Melahirkan Putri Pertamanya, Pihak Agensi Ungkap Kondisi Sang Bayi

Baca Juga: Tukang Fotokopi Tega Cabuli Pelanggannya yang Masih Dibawah Umur, Aksinya Terekam CCTV!

"Kegiatan KKL dengan skema yang diadakan melalui rangkaian kegiatan webinar ini merupakan implementasi sistem daring belajar dirumah yang dilaksanakan di era pendemi Covid-19," ujar Fannai dalam sambutannya.

Acara ini juga menggundang salah satu dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitsa Airlangga (Unair) Surabaya, Arilangga Pribadi Kusuma.

Dalam sesinya, Airlangga menjelaskan perihal populisme dan polulisme islam.

"Setidaknya dalam kajian political science terdapat empat perspektif besar tentang populisme; Diskursif Analisis (analisis wacana), Ideasonal( gagasan), Organisasional dan Ekonomi Politik," jelas Airlangga.

Baca Juga: Resep Es Pisang Ijo, Sajian Nikmat dan Segar Untuk Buka Puasa

Baca Juga: Kepala Sekolah Mts di Cianjur Ditangkap Saat Pesta Narkoba

Sedikit Tentang Populisme Islam

Sejarahnya dalam populisme islam di Indonesia terjadi tumpang tindih antara hirarki kelas dan hirarki ras.

Hal itu dimulai dari era Sarekat Islam yang selalu berjumpa dengan kelompok the other yang berbeda yaitu Chinese.

Di sisi lain saudagar muslim di Indonesia gagal membangun independensinya, dan berjanjut dalam lima tahun pemerintahan Jokowi, gerakan populisme islam belum mendominasi dalam mempengaruhi area politik bernegara.

Berbeda dengan negara-negara eropa dimana mereka memperoleh kekuatan yang signifikan, sehingga mereka terpecah dalam pusaran arus oligarki.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Terbaru 'Sell Your Haunted House' Episode 3 dan 4 yang Tayang di VIU

Baca Juga: Pemerintah Berikan Subsidi Ongkir Belanja Online Sebelum Ramadhan, Catat Tanggalnya!

Kendati demikian hal itu tidak dapat dijadikan justifikasi sebagai bentuk kegagalan dari populisme islam di Indonesia.

Hal itu dikarenakan "mereka" masih dapat eksis dan perlahan memiliki power untuk mempengaruhi arena civil society dengan ke-antian dengan yang lain serta rivalitas kultural.***

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler