Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Ditto Mengejar Pujian dari Ayah Bunda

- 7 Januari 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Ditto Mengejar Pujian dari Ayah Bunda
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Ditto Mengejar Pujian dari Ayah Bunda /Ist/

INFO SEMARANG RAYA - Pada cerpen ini kita akan belajar psikologi dan parenting dari kisah Ditto si tokoh utama.

Cerpen ini menceritakan kisah Ditto yang berambisi dari sudut pandang psikologi, kira-kira parenting atau pola asuh seperti apa yang didapatkan Ditto, ya?

Apakah Ditto berambisi karena parenting yang diterimanya di rumah atau ia ingin bersaing dengan teman-temannya saja, temukan jawabannya dalam cerpen di bawah ini!

Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan

Tangan Ditto sudah gemetar, dahinya berkeringat, dan kepalanya mulai pusing. Masih ada enam soal yang belum terjawab, sedangkan waktu yang tersisa hanya tinggal dua menit lagi.

Beberapa teman sudah meninggalkan ruang kelas. Hal itu membuat Ditto semakin tak tenang. Ini memang soal pilihan ganda, bisa saja Ditto menembak jawaban dan langsung keluar.

Namun sayang, itu tak semudah yang dipikirkan. Enam soal terakhir harus dijawabnya dengan benar. Kali ini ia harus mendapatkan nilai sempurna.

Ditto harus mempertahankan nilai dan peringkatnya agar orangtuanya memberikan pujian. Ini hal yang cukup mudah, Ditto pasti bisa melakukannya. Begitu kata pikirannya selama ini.

Saat bel berbunyi, Ditto semakin tak bisa mengendalikan diri. Kecemasannya berkali-kali lipat hadir. Saat gurunya mendekat untuk mengambil kertas jawaban, saat itulah Ditto pasrah.

Baru saat ia mengaktifkan ponselnya, puluhan pesan masuk. Tentu saja didominasi oleh ayah dan bunda yang menanyakan tentang ujiannya.

Baca Juga: Cerpen Misteri: Aron Mulai Menemukan Petunjuk Siapa Orang yang Sudah Mengambil Pena Kakeknya

“Sudah,” balas Ditto kepada ayah dan bunda lalu kembali mematikan ponselnya.

Hasil ujian akan dibagikan sebelum jam kedua ujian dimulai. Memang tak selama itu bagi guru untuk mengoreksi di tengah kemajuan zaman ini. Sudah ada mesin-mesin yang membantu

Saat melihat hasil ujiannya, Ditto kembali berkeringat dan cemas. Entah bagaimana nasibnya nanti di rumah.

Ditto bukan Nilam, salah satu sepupunya, yang kebal mendengar kritik saat nilainya turun. Ditto ingin dipuji, bukan dimarahi.

Orangtua Ditto menerapkan pola asuh otoriter. Ditto tak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya. Anak itu harus menjadi yang terbaik apabila tak mau dihukum.

Ditto tidak pernah percaya diri dalam melakukan apapun di luar perintah orangtuanya. Lebih tepatnya, Ditto takut jika tidak bisa memenuhi ekspektasi orangtua dan membuanya dihukum.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah