'Lapak' Prabowo Mulai Miring Akibat Kebanyakan Beban

- 14 Agustus 2023, 13:46 WIB
Jangan percaya kulit telur, meski warnanya putih, belum tentu tidak busuk
Jangan percaya kulit telur, meski warnanya putih, belum tentu tidak busuk /hasca/pixabay

INFO SEMARANG RAYA - Gerbong koalisi sudah bergerak lagi, dengan laju lokomotif yang begitu cepat, tak mengindahkan stasiun lain yang tak menyediakan penumpang. Analogi ini layak disematkan kepada koalisi partai bentukan Prabowo yang makin diminati (mantan) kompetitor.

Dengan dalih politik itu dinamis, seakan menegaskan posisi Prabowo layaknya semut yang patut dikerubuti. Benar saja jika PAN dan Golkar yang sudah mulai mereda dan menyenggol Prabowo melalui pertemuannya untuk bicara kasak-kusuk figur andalan masing-masing. Diakui atau tidak, publik bisa membaca bahasa tubuh mereka yang datang ke Gerindra untuk sekadar bersilaturahmi.

Pasti urusannya bukan cuma silaturahmi. Ada saja yang datang ke lokasi pertemuan, sebab khawatir akan ketinggalan kasak-kusuk, dan akhirnya ia tak diajak menentukan posisi strategis yang memang diincar sejak lama: cawapres! Sesi foto bersama, sebelum dan sesudahnya, menjadi bukti nyata betapa khawatirnya jika publik menilai bahwa ‘orang ini tidak pantas jadi cawapres’ karena regalianya tidak mendukung Prabowo.

Ada juga yang mengeluarkan ultimatum, misalnya jika ia tidak segera dipinang, maka jangan salahkan dirinya jika ia pergi meninggalkan koalisi. Wah...silakan saja cabut dan pergi. Toh, koalisi dengan partai lain masih terbuka peluangnya, dan kalau harus kehilangan suara pun secara matematis tak akan banyak berpengaruh buat Prabowo.

Jadi, cobalah sadar diri wahai mereka yang mengultimatum akan meninggalkan Prabowo, jika tidak segera diputuskan penetapan cawapresnya. Ada unsur memaksa agar ia dipasang, sebab embel-embelnya adalah ‘jika tidak segera deklarasi cawapres, maka ia pun bebas hengkang’. Kira-kira begitu ultimatumnya.  Lantas pertanyaannya, modal apa yang ia miliki hingga berani ‘menjual tinggi’ semacam itu?

Semua paham arahnya ke mana pembicaraan ini, dan punya riwayat apa perjalanan politiknya. Nol. Nihil. Hampir tak ada sesuatu yang punya nilai jual tinggi pada dirinya, hingga memasang tarif sebagai capres atau cawapres. Jika memang itu keinginannya, deklarasikan sendiri saja sebagai capres dari partai yang diikuti. Repot amat. Berani nggak? Jangan-jangan nggak berani sebab khawatir tak ada dukungan dari parpol lain.

Sudah sejak lama gaya politiknya tak elegan, dan lebih banyak pepesan kosong. Andaikata Prabowo jadi memilih figur ini, sebaiknya bersiap gigit jari sebab klaim pendukung di belakangnya – yang ia yakini bakal menaikkan suara pemilih – tak semuanya setia. Banyak yang kecewa dengan gayanya yang tak sesuai dengan kenyataan.

 

 

Halaman:

Editor: Hascaryo Pramudibyanto

Sumber: hasca


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x