Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Paling sedikit 128 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta, Selasa.
Ia mendetailkan asal para korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49 orang, dan Alor 12 orang, sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 dan Lembata 21.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya pun terkena dampak.
"Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256," ujar Raditya.
Cuaca ekstrem dampak Siklon Tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan. Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Aparat Percepat Bantuan Korban Bencana NTT dan NTB
Sejumlah kerugian yang disebabkan oleh bencana alam dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah itu adalah 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan 14 fasilitas umum rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak.
