Presiden Amerika Serikat Joe Biden Alami Rebound Covid, Apa Itu? Kok Bisa?

- 1 Agustus 2022, 21:01 WIB
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada media saat tiba di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS 20 Juli 2022.
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada media saat tiba di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS 20 Juli 2022. /REUTERS/Jonathan Ernst/File Photo

INFOSEMARANGRAYA.COM – Presiden Amerika Serikat Joe Biden alami fenomena yang dikenal dengan Rebound Covid. Apakah itu? Kok bisa?

Rebound Covid adalah kondisi dimana munculnya gejala atau hasil dari tes antigen atau PCR yang kembali positif setelah pasien menyelesaikan masa pengobatannya.

Joe Biden sendiri pertama kali dinyatakan positif Covid-19 pada tanggal 21 Juli 2022 dengan gejala ringan. Kemudian ia melakukan terapi Paxlovid selama lima hari dan pada tanggal 26 Juli 2022, ia telah dinyatakan negatif Covid-19.

Baca Juga: Ditemukan Kuburan Bansos Presiden di Depok, Benarkah untuk Daerah Sumatera dan Dilakukan Demi Hindari KPK?

Namun, pada tanggal 30 Juli 2022, Joe Biden kembali positif tanpa gejala Covid-19. Inilah fenomena yang dinamakan Rebound Covid.

Fenomena Rebound Covid sebenarnya jarang terjadi, tetapi pernah ditemukan pada beberapa orang.

Menurut data awal CDC, Rebound Covid dapat terjadi 2 – 8 hari setelah negatif. Bahkan, disebutkan bahwa fenomena ini dapat terjadi apapun status vaksinasi seseorang: belum vaksin, sudah divaksin, atau sudah booster.

Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Tema 1 Kelas 2 SD Halaman 73 Ayo Berlatih Subtema 2

Dikutip dari @pandemictalks, Rebound Covid kemungkinan ada hubungannya dengan pengobatan Paxlovid.

Paxlovid sendiri adalah obat antivirus dari Pfizer yang digunakan untuk mengobati Covid-19 gejala ringan sampai dengan sedang, dan tidak digunakan untuk mencegah infeksi.

Obat ini tersedia di Amerika untuk yang berusia 12 tahun ke atas dan berisiko lebih tinggi mengalami gejala parah.

Baca Juga: Apa Penyebab Rusia Serang Ukraina? Joe Biden Sampai Sebut Serangan yang 'Direncanakan'

Namun, berdasarkan uji klinis Paxlovid, obat tersebut menunjukkan penurunan yang nyata dan sangat signifikan dalam mencegah risiko rawat inap dan kematian pasien berisiko tinggi (90%).

Selain itu, efek samping dari Paxlovid dan fenomena Rebound Covid juga jarang terjadi.

Oleh karena itu, sampai saat ini Paxlovid dianggap lebih besar manfaatnya dibandingkan risikonya.

Sedangkan untuk penyebab asli dari Rebound Covid sendiri belum diketahui hingga saat ini sehingga masih diperlukan penelitian yang mendalam akan fenomena ini.***

Editor: Alfiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x