INFOSEMARANGRAYA.COM - Barisan seragam karavan putih yang tertata rapi di hamparan gurun yang kosong menjadi rumah bagi hampir 38.000 pengungsi Suriah.
Mereka adalah korban perang Suriah yang telah berlangsung selama 11 tahun yang terus menunggu di kamp Azraq Yordania, masa depan mereka masih belum pasti dan mata pencaharian mereka masih bergantung pada kemurahan hati para donor.
Bagi ribuan anak yang lahir dan besar di kamp, lanskap gersang adalah satu-satunya halaman belakang yang mereka ketahui.
Baca Juga: Mewah! Intip iPhone Pro 13 Alpine Green yang Sebentar Lagi Rilis di Indonesia
Baca Juga: Daftar Harga Terlengkap iPhone 13, Ada iPhone 13 Pro Alpine Green yang Segera Rilis di Indonesia
“Bisakah Anda membawa kami keluar?” tanya Asmaa Fawaz Barhu, 11 tahun, yang datang ke kamp Azraq ketika dia berusia lima tahun.
"'Sejak kami berada di sini, kami tidak melihat pohon, kami tidak melihat binatang,' kata anak-anak saya," kata ibu Asmaa, Zahra Ghareeb al-Daher, kepada Al Jazeera. “'Apakah kita akan pergi ke luar negeri, pergi ke Jerman?' mereka bertanya padaku.”
Tujuh anak Zahra, dua di antaranya lahir di kamp, belum meninggalkan tempat sejak mereka tiba pada tahun 2016, katanya.
Baca Juga: Info Loker! PT Macroprima Panganutama (Cimory Group) Buka Lowongan Kerja Terbaru Maret 2022