Konflik Israel Vs Palestina Masih Memanas, Ini Sejarah Tentang Deklarasi Balfour yang Menjadi Akar Mulanya

29 Oktober 2023, 11:25 WIB
Konflik Israel Vs Palestina Masih Memanas, Ini Sejarah Tentang Deklarasi Balfour yang Menjadi Akar Mulanya /myjewishlearning.com

INFOSEMARANGRAYA.COM - Konflik antara Israel Palestina masih terus memanas hingga saat ini. Jika dilihat sejarahnya, konflik ini telah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Banyak faktor penyebab konflik akut antara Palestina dan Israel dinilai bermula dari dirilisnya Deklarasi Balfour oleh pemerintah Inggris.

Mengutip laman Britannica, Deklarasi Balfour berisikan pernyataan dukungan Kerajaan Inggris terhadap pendirian tanah air Yahudi di tanah Palestina.

Baca Juga: Peran Sentral Masjid al-Aqsa dalam Konflik Israel-Palestina, Inilah 4 Alasannya Salah Satunya Bikin Heran

Deklarasi Balfour dikeluarkan oleh Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris, pada 2 November 1917 silam.
Isi Deklarasi Balfour

Berikut terjemahan dari Deklarasi Balfour:

Kementerian Luar Negeri Inggris,

2 November 1917

Kepada Yang Terhormat Rothschild

Dengan rasa senang saya menyampaikan pada Anda, atas nama Pemerintah Kerajaan Inggris, deklarasi yang didasarkan pada simpati untuk aspirasi Zionis Yahudi ini telah diajukan dan disetujui oleh Kabinet Perang.

Pemerintah Kerajaan Inggris memandang positif pendirian tanah air nasional untuk orang orang Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan usaha terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, sebab dipahami bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya.

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia.

Baca Juga: Peran Sentral Masjid al-Aqsa dalam Konflik Israel-Palestina, Inilah 4 Alasannya Salah Satunya Bikin Heran

Sejarah Deklarasi Balfour

Pada tahun 1879, berdiri organisasi Yahudi internasional di Austria yang diketuai oleh Chiam Azriel Weizmann. Tokoh inilah yang nantinya menjadi presiden pertama Israel.

Organisasi ini memiliki tujuan untuk membentuk negara di tanah Palestina. Namun, tujuan ini tidak akan mudah tercapai karena pada saat itu Palestina berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Utsmaniyah Turki.

Sampai terjadi Perang Dunia I pada tahun 1914. Kesultanan Ottoman, nama lain Kekhalifahan Utsmaniyyah juga ikut terlibat saat itu bersama Blok Sentral melawan Kekaisaran Rusia yang bersekutu dengan Inggris dan Perancis.

Melemahnya kekuatan Ottoman, membuatnya kehilangan sejumlah wilayahnya termasuk Palestina. Celah ini dimanfaatkan oleh gerakan Yahudi internasional yang kemudian bergabung dengan pemerintahan Inggris.

Maka dikeluarkanlah Deklarasi Balfour untuk menarik dukungan politik dan finansial dari komunitas Yahudi dari berbagai negara dengan harapan dapat memengaruhi perang sehingga dapat mengalahkan Blok Sentral.

Deklarasi ini juga bertujuan untuk mewujudkan cita-cita Yahudi yang telah lama menginginkan kembali tanah Palestina dan ingin membangun negara disana.

Baca Juga: Peran Sentral Masjid al-Aqsa dalam Konflik Israel-Palestina, Inilah 4 Alasannya Salah Satunya Bikin Heran

Dampak Deklarasi Balfour

Adanya deklarasi Balfour ini memberikan dampak besar bagi kedua kubu, Palestina dan Yahudi.

Setelah dipublikasikannya Deklarasi Balfour, Inggris memberikan fasilitas kepada Yahudi untuk pindah ke Palestina.

Akibatnya, pada tahun 1922-1935 populasi Yahudi di Palestina meningkat pesat. Kaum Yahudi yang awalnya minoritas menjadi mayoritas.

Setelah populasinya yang semakin banyak, Yahudi mulai menunjukkan kekuasaannya kepada penduduk Palestina.

Hingga Tahun 1948, Yahudi mendeklarasikan kemerdekaan Israel yang membuat ratusan ribu penduduk Palestina terusir dari tanah kelahirannya.

Selama beberapa tahun, pendudukan Israel pun semakin meluas dan meningkatkan ketegangan dengan Palestina.

Meski gagasan untuk mengakhiri konflik telah beberapa kali diusahakan. Namun, hingga hari ini konflik panjang antara Palestina dan Israel belum menunjukkan titik terang.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Tags

Terkini

Terpopuler