INFOSEMARANGRAYA.COM,- Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro telah menerjunkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan KKN Tim II pada tanggal 30 Juni – 11 Agustus 2021.
Adapun dalam pelaksanaan program KKN, Universitas Diponegoro menuntut mahasiswa untuk melakukan dua program kerja yakni program multidisiplin yang mengangkat tema Covid-19 dan juga program keilmuan.
Dalam melaksanakan tugasnya, mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengadakan program multidisiplin berupa kampanye anti hoaks yakni #Saring sebelum sharing untuk memberantas berita bohong seputar vaksin.
Baca Juga: Psikologi Undip Jadi Jurusan Terfavorit 2021, Ini Daftar Jurusan Lain yang Banyak Dipilih!
Ya, berita bohong yang membesar-besarkan efek samping dari vaksinasi banyak membuat masyarakat ketakutan dan berimbas pada terhambatnya upaya pemerintah dalam membentuk herd immunity.
Kepercayaan warga terhadap vaksinasi juga menurun sehingga membuat mahasiswa Ilmu Komunikasi melakukan berbagai upaya melalui kampanye #Saring sebelum sharing.
Dalam kampanye tersebut, mahasiswa memberikan edukasi bagaimana cara membedakan berita hoaks dengan berita yang benar, salah satunya yakni dengan melihat sumber berita sebelum menyebarkannya ke grup messanger seperti WhatsApp.
Baca Juga: KKN-BV USM: Pengembangan BUMDes Kurangi Pandangan Negatif Masyarakat Dengan Sosial Media
Tak hanya memberi edukasi saja, mahasiswa juga mengajak warga untuk melakukan vaksin dengan memberikan informasi seputar sentra vaksinasi yang bisa didatangi oleh warga Kelurahan Srondol Wetan.
Adapun untuk program multidisiplin, mahasiswa memberikan pengenalan mengenai public speaking kepada anak usia dini dengan tujuan untuk melatih skill berbicara anak-anak.
Bekerja sama dengan guru TK Al-Hidayah 1, mahasiswa melakukan edukasi terkait Covid-19 dan mengajak murid untuk bercerita mengenai apa saja seputar pandemi.
Edukasi yang diberikan mahasiswa Ilmu Komunikasi pun disesuaikan dengan materi pembelajaran murid dan disampaikan dengan bahasa anak-anak lebih mudah untuk dimaknai apa itu Covid-19 dengan video animasi.
Hasil video bercerita kemudian diberikan penilaian oleh guru dan mahasiswa yang telah menerima video tersebut dengan melihat pada gaya bercerita masing-masing anak.***