Tanpa memperhatikan awan-awan yang suka berarak nun jauh di sana dan tak pernah terlintas dalam benak mereka untuk bertanya
Apakah langit yang merupakan kerajaan layang-layang mereka itu ada batasnya?
Kemerdekaan itu
Ibu guru yang mengajarkan cara mengatur bunyi dan huruf menjadi kata, merangkainya menjadi bahasa dan rumus matematika untuk kemudian mengajak anak-anak bergabung dalam paduan suara, yang menyanyikan lagu lagu yang menyatukan masa lampau, masa kini, dan masa datang
Yang perlahan menyusup ke luar ruang kelas dan meluap ke jalan yang lurus, jalan yang silang menyilang, yang konon tak pernah ada ujungnya
Kemerdekaan itu
Perempuan dan laki-laki yang menjalar seperti ular beriringan d sela-sela kebun teh
Ketika cahaya pertama matahari menyentuh ujung caping, wajah, untuk kemudian menembus pakaian mereka yang compang-camping agar bisa meresap ke pori-pori kulit mereka. Semua itu menyatu begitu saja di pundak bukit tanpa pernah ada yang bertanya “Siapa gerangan yang mengaturnya?”
Kemerdekaan itu
Tukang kebun yang menyapu daun dan bunga, yang berguguran dari pohon kembang sepatu di pekarangan rumah kita, lalu menebarkan air segar, tanah basah dan apapun bisa tumbuh dan berbunga, berbuah dan membagi bagikan pesona harum dan lezatnya begitu saja kepada kita tanpa mempedulikan demi apa?