Network
INFO SEMARANG RAYA - Saat ini seiring berkembangnya zaman, cara orang tua mendidik anak pun mengalami perubahan.
Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak sangat berbeda dengan parenting zaman dulu, parenting yang diterapkan orang tua zaman ini lebih modern dan tidak kaku, atau yang dikenal sebagai orang tua milenial.
Orang tua milenial atau millennial parents merupakan istilah untuk para orang tua yang mendidik anak dengan cara lebih modern.
Umumnya, orang tua milenial mendidik anak dengan cara yang lebih terbuka sehingga membuat anak merasa nyaman di dekat orang tuanya.
Baca Juga: Memahami Gaya Belajar, Agar Anak Bisa Menyerap Pelajaran dengan Maksimal, Baca Selengkapnya!
Tentu setiap orang tua ingin anaknya lebih dekat dan terbuka dan memiliki hubungan yang baik dengan anak-anaknya.
Agar hal ini dapat terwujud, orang tua dapat menerapkan gaya parenting ala orang tua milenial ini.
Berikut akan dibahas tentang cara mendidik anak ala orang tua milenial simak hingga selesai.
Percaya Diri Dalam Mendidik Anak
Orang tua milenial memiliki rasa percaya diri dalam mendidik anak. Para orang tua milenial cenderung kritis dan mempelajari berbagai macam hal demi anak-anaknya.
Selain itu, orang tua milenial juga aktif mencari berbagai informasi baik itu dalam mengasuh ataupun memilih pendidikan yang terbaik bagi anak.
Kemampuan mencari informasi ini yang membuat mereka percaya diri dalam mengasuh dan mendidik anakBersikap keras dan otoriter hanya akan merusak komunikasi antara anak dan orang tua. Sehingga, sikap lemah lembut dan memberikan kesempatan pada anak jauh lebih baik untuk dilakukan.
Baca Juga: Apakah benar Anak Pertama Lebih Cerdas? Simak Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan pada Anak Pertama
Memberikan Ruang Pada Anak
Tips mendidik anak ala orang tua milenial berikutnya yakni memberikan ruang pada anak.
Orang tua lebih menghargai dan memberikan ruang pada anak dengan memberikan kebebasan.
Dibanding terlalu banyak memberikan larangan, orang tua dapat memberikan ruang pada anak. Hal ini juga akan membantu anak untuk mengembangkan potensinya.
Namun, bukan berarti anak dibebaskan sepenuhnya. Orang tua tetap memberikan pengawasan yang semestinya pada anak.***
