Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Pola Asuh Demokratis, Rinjani Tidak Perlu Takut Apapun

- 7 Januari 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Pola Asuh Demokratis, Rinjani Tidak Perlu Takut Apapun
Ilustrasi - Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Pola Asuh Demokratis, Rinjani Tidak Perlu Takut Apapun /pixabay.com/neildodhia

INFO SEMARANG RAYA - Parenting atau pola asuh salah satunya adalah demokratis, cerpen ini akan mengulas pola asuh dan sudut pandang psikologi terhadap tokoh.

Cerpen ini menceritakan tentang Rinjani akan dampak pola asuh demokratis orangtuanya.

Mari belajar psikologi dan parenting bersama melalui cerpen ini.

Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Ditto Mengejar Pujian dari Ayah Bunda

Baca kisah Rinjani selengkapnya dalam cerpen tema psikologi dan parenting berikut ini.

Gemuruh GOR yang sedang dijadikan arena lomba badminton menjadikan suasana semakin ramai. Skor saat ini 18-20. Hanya butuh satu skor lagi lawan Rinjani untuk meraih kemenangan.

Saat ini Rinjani sedang bersiap menerima service dari lawannya. Gadis berusia 21 tahun itu tampak sangat fokus.

Shuttlecock telah melewati net, berada persis di depan. Rinjani yang berdiri sedikit lebih di belakang kesulitan mengejar shuttlecock yang tipis dengan net dan cepat itu.

Alhasil, Rinjani terjatuh bersamaan dengan benda putih berbulu angsa itu.

Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan

Ayah dan ibu selalu memberi kebebasan bagi Rinjani untuk menentukan keinganannya, tetapi tak semua keinginan akan didapatkannya. Ayah dan ibu akan mengkaji dan menimbang apakah Rinjani boleh atau tidak mewujudkan keinginannya itu.

“Rinjani, ayah dan ibu mau kamu selalu terbuka dengan kami. Silakan utarakan apa yang menjadi keinginan dan kita akan mendiskusikannya. Ayah tidak mau kamu mengambil keputusan tanpa kami ketahui. Ingat, kita harus berkomunikasi dengan baik agar ayah ibu tahu apa yang kamu inginkan dan kami ingin kamu pun tahu pendapat dari kami tentang hal tersebut,” kata ayahnya saat Rinjani masih berumur 8 tahun.

Sebuah kalimat panjang yang selalu diingat Rinjani. Sebuah win-win solution yang tidak semua orang mendapatkannya. Ayah dan ibu tidak terlalu membebaskannya, tetapi tak juga mengekangnya. Demokratis.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah