Namun, tak lama kemudian, azan zuhur berkumandang.
Akbar Sorasa pun lantas mengajak murid-muridnya tersebut untuk sholat zuhur berjamaah di mushala sekolah, lagi-lagi ucapannya tak dihiraukan oleh mereka.
“Mereka hanya diam dan lanjut ngobrol gitu,” lanjut Akbar Sorasa.
Merasa ajakan sholatnya diabaikan, Akbar Sorasa mengambil tindakan dengan mengambil sebilah bambu untuk menakut-nakuti mereka.
Karena mereka masih tetap diam, akhirnya Akbar Sorasa memilih mencubit mereka satu per satu agar nurut dan mau diajak sholat; salah satunya adalah murid dengan inisial ‘A’.
“Saya lalu colek bagian lengan dan pundak A dengan tangan, seperti cubit sedikit. Dua sampai tiga kali saya coleh begitu,” ujarnya.
Akhirnya beberapa siswa nurut dengan ajak Akbar Sorasa untuk sholat, tetapi tidak dengan A.
Setelah pulang, Akbar Sorasa justru mendapat kabar dari Kepala Sekolah bahwa Ayah A datang ke sekolah karena tak terima anaknya mendapat perlakuan demikian.
“Saya sudah minta maaf kepada orang tua siswa, bahkan mediasi sudah dilakukan sebanyak tiga kali oleh pihak sekolah, tetapi tak kunjung dimaafkan