Waktu si A ingin pergi sebentar ke toilet juga si B dengan senang hati berkata ingin menjaga sang anak biar si A tidak repot, namun si A menolak tawaran tersebut.
Saat turun dari kereta, tiba-tiba si B ingin menyahut anak si A dari gendongannya dan mengucapkan terimakasih karena si A telah “menjaga cucunya".
Terkejut dengan perkataan B, A langsung menggendong erat-erat buah hatinya sambil berkata bahwa anak tersebut merupakan anaknya.
Namun si B langsung bersikeras bahwa sang anak digendongan A merupakan cucunya, kali ini C juga ikut melaksanakan tugas.
C mendukung argumen B dan mengatakan bahwa A adalah orang jahat, sambil meminta anak si A untuk segera dikembalikan.
Dalam posisi ini, B dan C sepertinya telah berhasil membuat si A terjebak, malah terlihat A adalah pelaku penculikan.
Perdebatan panjang yang menyudutkan A pun terjadi, hingga akhirnya kedua orang tua A datang ke keramaian yang melibatkan putrinya tersebut.
Untuk membuktikan bahwa B dan C adalah pelaku percobaan penyulikan anak, A menanyakan siapa nama anak yang berada di gendongannya.
Dengan lantang B menyebutkan satu nama, namun A juga tak kalah lantang mengatakan bahwa nama tersebut adalah nama palsu.
Hal tersebut membuat B dan C terdiam hingga akhirnya A lolos dari masalah tersebut.