Alasan Dibalik Pindahnya Ibu Kota Negara, Ini Kata Presiden Joko Widodo

- 8 Februari 2022, 14:35 WIB
Dikabarkan puluhan tokoh publik mengajak untuk menandatangani petisi penolakan pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia.
Dikabarkan puluhan tokoh publik mengajak untuk menandatangani petisi penolakan pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia. /Instagram/@jokowi

INFOSEMARANGRAYA.COM - Pemerintah berencana memindahkan Ibu Kota Negara yang sebelumnya berada di Jakarta menuju Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur.

Proses pemindahan Ibu Kota dari Jakarta menuju Nusantara tersebut direncanakan secara bertahap mulai tahun 2024.

Pemindahan Ibu Kota tersebut bukan tanpa alasan, menurut Presiden Joko Widodo, saat ini Jakarta sebagai Ibu Kota dan Pulau Jawa sebagai pulau sudah cukup padat penduduk.

Baca Juga: TNI Diduga Paksa Warga di Depok Untuk Vaksin, Begini Fakta Sebenarnya!

"Kenapa urgen sekarang? Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan beban Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat," Kata Presiden Jokowi dalam konfrensi pers pada 2019 lalu yang dikutip dari Instagram @kemensetneg.ri.

Setidaknya ada tujuh pertimbangan yang dirangkum Pemerintah terkait berbagai kondisi yang ada.

Dikutip dari Instagram @kemensetneg.ri berikut alasan yang melatarbelakangi hal tersebut:

Baca Juga: Usai Laga Persib Bandung vs Bhayangkara FC di Liga 1, Ini Harapan Teja Paku Alam untuk Rekan-rekanya

1. Sekitar 57% penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, sebanyak 150,18 juta jiwa.

2. Kontribusi ekonomi Pulau Jawa sebanyak 59% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

3. Krisis ketersediaan air di Pulau Jawa terutama di DKI Jakarta dan Jawa Timur, kondisi paling buruk berada di daerah Jabodetabek.

4. Konversi lahan terbesar berada di Pulau Jawa.

Baca Juga: Viral di TikTok, Ini Dia Makna Dibalik Kalimat Oi Kiyomasa Nande Nande Gambare Gambare Baka

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, Pulau Jawa mengalami konversi lahan terbesar diantaranya gugus pulai lainya di Indonesia. Tren tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa tahun kedepan.

5. Pertumbuhan Urbanisai sangat tinggi sehingga berdampak pada kemacetan yang tinggi dan kualitas udara yang tidak sehat. Pada tahun 2013, Jakarta menempati peringkat ke-10 kota terpadat di dunia (UN 2013). Dan pada tahun 2017 menjadi peringkat ke-9 kota terpadat di dunia (WEF, 2017)

6. Penurunan daya dukung lingkungan Jakarta

Muka air tanah turun sebanyak 7.5 hingga 10 cm/tahun, kualiatas air sebanyak 57% waduk tercemar berat dan 61% air sungai tercemar berat, serta kenaikan muka air laut sebanyak 25-50 cm yang diperkirakan terjadi pada tahun 2050.

Baca Juga: Baru Bos! Kode Redeem FF Terbaru 8 Februari 2022, Raih Flames Enchanted Bundle, Skin Spesial SG Ungu, Diamond

7. Ancaman bahaya banjir, gempa bumi dan tanah turun di Jakarta.***

Editor: Alfiansyah

Sumber: Kemensetneg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah