“Demi #NamaBaikKampus, atau nama-nama insitusi lainnya (you name it), sangat mudah oknum dikambinghitamkan untuk hal-ihwal yang sebenarnya bersifat struktural. Jika situasinya suah sistematik,niscaya akan muncul pengulangan-pengulanagan, sehingga lama-lama peng-oknum-an pasti tak memadai lagi untuk menjadi nama baik instansi manapun.”
Melalui unggahan tersebut, Najwa Shihab membongkar fakta bahwa banyak instansi, terlebih instansi pendidikan seperti kampus, yang menggunakan istilah ‘oknum’ untuk melindungi nama baik kampus.
“Kata ‘oknum’, misalnya ini sebenarnya praktik mengakui tapi sekaligus menyangkal.”
Najwa Shihab dengan terang mengatakan bahwa istilah ‘oknum’ dijadikan alat untuk mengakui sekaligus menyangkal. Sehingga, kondisi riil dalam masyarakat yang tidak baik-baik saja tidak terpublikasi.
“Untuk memperbaiki keadaan dibutuhkan kesadaran, juga pengakuanm bahwa kondisinya memang tidak baik-baik saja.”
Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Semeru, Pemkab Kediri Salurkan Logistik ke Beberapa Titik Pengungsian
Dari unggahan tersebut, Najwa Shihab berusaha menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa penggunakan kata ‘oknum’ adalah untuk menutupi aib dan menghindari nama buruk suatu instansi terkait kejahatan.
Ia juga mengingatkan bahwa usaha seperti ini akan semakin sistematis dan kebenaran tidak akan segera terwujud.
“Semakin gigih usaha menutup-nutupi, kita akan makin jauh dari jalan terang perbaikan.” Ucapnya dalam unggahan Instagram pada 5 Desember 2021 tersebut.