“Larangan itu akan merugikan eksportir dan importir dan akan mendistorsi perdagangan,” Tim Harcourt, kepala ekonom di University of Technology di Sydney, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Pada akhirnya akan berdampak buruk bagi Indonesia dan Malaysia, datang pada saat penyumbatan perdagangan internasional dan rantai pasokan global serta ancaman inflasi yang lebih tinggi secara global.”
Yazid sependapat, mengatakan larangan itu dapat mempengaruhi kepercayaan global di Indonesia dan menyebabkan kekacauan bagi mereka yang membeli minyak sawitnya.
“Banyak negara yang bergantung pada pasokan minyak sawit dari Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Apa Saja HP Samsung 3 Jutaan Terbaik 2022? Turun Harga Berkat Promo Spesial Lebaran 2022
“Peraturan ini tentu bisa memicu ketidakpastian dari mitra dagang Indonesia, dan kredibilitas Indonesia sebagai mitra dagang bisa dipertanyakan. Belum lagi ini akan mengganggu kontrak perdagangan minyak sawit yang telah disepakati sebelumnya,” kata Yazid.
Pada hari Senin, saham produsen minyak sawit Indonesia turun tajam, dengan beberapa perusahaan mengalami kerugian lebih dari 6 persen.
Selain minyak goreng, minyak sawit digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari cokelat hingga kosmetik dan biofuel.