INFOSEMARANGRAYA.COM - Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet) telah menyatakan bahwa mengunjungi Kabah di metaverse tidak akan dianggap sebagai "haji yang sebenarnya".
Setelah diskusi selama sebulan, Diyanet menyimpulkan pada hari Selasa bahwa meskipun kunjungan metaverse Kabah dapat dilakukan, ini tidak akan dihitung sebagai ibadah yang sebenarnya.
“[Haji di metaverse] ini tidak dapat terjadi,” Remzi Bircan, direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet seperti yang dilansri dari TRT World.
Baca Juga: Sejarah dan Pengertian Metaverse, Diprediksi Akan Jadi Masa Depan Dunia Internet
"Orang-orang beriman dapat mengunjungi Kabah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata," katanya sambil menambahkan bahwa "kaki orang harus menyentuh tanah."
Menurut Bircan, haji harus dan akan dilakukan dengan pergi ke kota suci dalam kehidupan nyata.
Kabah versi metaverse kini cukup kontroversial di kalangan muslim di seluruh dunia setelah acara "Virtual Black Stone Initiative" Arab Saudi pada Desember 2021.
Baca Juga: Metaverse dan Muslim, Begini Pendapat Ustadz Adi Hidayat
Hajr Aswad di Metaverse