INFO SEMARANG RAYA - Kisah tragedi Kapal Titanic telah menjadi salah satu cerita yang paling terkenal dalam sejarah pelayaran. Dalam kejayaannya, Titanic dianggap sebagai bukti kemajuan teknologi manusia pada masanya.
Namun, di balik kemegahannya, kapal ini juga menyiratkan sebuah pelajaran yang mendalam tentang pentingnya dekatnya manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan setiap saat, setiap gerak gerik bahkan setiap detik nafasnya manusia.
Pesan dari tragedi Titanic adalah sebuah peringatan bagi kita semua, terutama generasi muda yang tengah giat berkompetisi dalam berbagai bidang.
Kapal ini tidak hanya tenggelam karena sebuah tabrakan fisik dengan gunung es, mereka lupa siapa dirinya, dimana dirinya dan mau kemana dirinya, sehingga mereka sombong dan lupa diri, akhirnya tenggelam..
Seberapa cerdas pun seseorang dalam hal kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), tanpa kecerdasan spiritualitas (SQ), seseorang bisa menjadi rapuh dan rentan terhadap kejatuhan. Ketika kita lupa akan kedekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita rentan terhadap kesombongan, kelalaian, dan kehilangan arah hidup.
Ary Ginanjar Agustian, Motivator, Author, Educator, Entrepreneur dan Founder @esqtraining, menekankan bahwa tragedi Titanic bukanlah hanya tentang kegagalan teknologi, tetapi juga tentang kegagalan manusia yang telah lupa pada kodratnya.
Kita menjadi terlalu percaya diri pada kemajuan teknologi, terlalu berbangga diri dengan keberhasilan kita sendiri, dan terlalu fokus pada keuntungan materi, sehingga lupa akan nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan vertikal dengan Sang Pencipta.
Dalam dunia yang penuh dengan kompetisi dan ambisi, penting bagi kita untuk merenung dan mengasah kecerdasan spiritualitas kita. Kecerdasan spiritual membantu kita menjaga keseimbangan antara keberhasilan materi dan kebahagiaan batin.